Pertamina Antisipasi Lonjakan Pelancong Jalur Darat

Pertamina Antisipasi Lonjakan Pelancong Jalur Darat

KORANBERNAS.ID, JOGJA—PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV Jateng dan DIY, menyiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi lonjakan pelancong ke Jateng dan DIY yang menggunakan jalur darat.

Mengantisipasi berbagai kemungkinan saat liburan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, Pertamina membentuk satuan tugas (satgas) yang dmulai 18 Desember 2019, hingga 6 Januari 2020. Pembentukan satgas, dimaksudkan sebagai salah satu langkah untuk memastikan dan mengoptimalkan penyaluran BBM di DIY.

Sales Area Manager Wilayah DIY, Pande Made Andi Suryawan, mengatakan, kesiapan Satgas Pertamina MOR IV di mendapat tantangan baru. Tahun ini, arus wisatawan yang akan datang ke wilayah Jawa Tengah dan DIY menggunakan jalur darat, diprediksi akan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.

“Semenjak dibukanya tol Trans Jawa, wilayah kerja Petamina MOR IV di Jawa Tengah dan DIY menjadi salah satu destinasi favorit bagi masyarakat yang ingin berlibur akhir tahun, karena dapat dijangkau dengan mobil pribadi secara cepat. Selain menambah stok, kami juga mengoptimalkan pelayanan BBM dan LPG di seluruh wilayah operasional,” kata Pande, Selasa (1712/2019).

Didampingi Unit Manager Communication & CSR MOR IV, Anna Yudhiastuti, Pande mengatakan, cara Pertamina mengamankan distribusi di wilayah DIY, salah satunya dengan menempatkan mobil-mobil tanki dengan isi di SPBU atau biasa disebut “SPBU Kantong”.

Untuk wilayah DIY, ada 7 SPBU kantong yaitu 3 SPBU di wilayah Sleman (44.555.24 Pokoh, 44.555.04 Medari dan 44.552.04 Maguwo) 2 SPBU di wilayah Gunung Kidul (SPBU 44.558.09 gading dan 44.558.12 Duwet), 1 SPBU di wilayah Bantul (SPBU 44.557.09 Patalan) dan 1 SPBU di Kulon Progo (44.556.03 Temon).

Pihaknya juga menambah stok BBM jenis gasoline hingga 15% dari rata-rata harian normal sebesar 13.038 kiloliter menjadi 14.969 kiloliter. Sedangkan untuk wilayah DIY, diperkirakan persentase kenaikan BBM yaitu 14% dari 1.954 menjadi 2.234 kiloliter.

Untuk stok LPG di wilayah Jawa Tengah dan DIY secara total juga akan ditambah sebanyak 7,9% dari rata-rata harian normal sebesar 3.867 menjadi 4.174 metric ton. Sedangkan untuk kesiapan stok LPG di wilayah DIY, untuk PSO akan ditambah sebanyak 6% dari rata-rata normal yaitu 356 menjadi 378 metric ton dan LPG Non PSO ditambah sebanyak 34,6% dari 66 menjadi 89 metric ton.

Prediksi kenaikan konsumsi tertinggi produk BBM jenis gasoline akan terjadi pada produk Pertamax dan Pertamax Turbo dengan masing-masing presentase peningkatan sebesar 18% dan 20%.

“Pertamax diprediksi akan naik dari rata-rata normal sebesar 264 menjadi 311 KL dan Pertamax Turbo dari 6 menjadi 7 KL. Sedangkan untuk produk BBM jenis gasoil diperkirakan juga akan naik sebanyak 3%. Yaitu dari rata-rata harian normal 440 menjadi 456 KL saat satgas. Berbeda dengan di Jawa Tengah, kenaikan BBM jenis gasoil (dex series) di Yogyakarta diperkirakan terjadi karena banyaknya kendaraan pribadi bermesin diesel yang akan bergerak atau masuk ke wilayah DI Yogyakarta,” jelas Pande.

Guna memperkuat layanan penyaluran BBM & LPG di masa libur akhir tahun ini, Pertamina telah mengkondisikan lembaga penyalur baik SPBU dan pangkalan LPG untuk melayani masyarakat.

Terdapat total 113 SPBU yang berada di wilayah DI Yogyakarta dan 377 Pangkalan LPG siaga serta 69 agen LPG (PSO dan nonPSO) siaga yang siap melayani kebutuhan para konsumen selama Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.

“Secara keseluruhan kami telah siap untuk melayani konsumen BBM dan LPG serta penumpang maskapai penerbangan selama hari raya Natal dan libur tahun baru 2020,” ujar Pande.

Skenario peningkatan layanan juga dilakukan untuk jalur-jalur wisata. Diantaranya dengan menyiagakan pasokan serta layanan SPBU 24 jam.

“Untuk LPJ, kita sudah melaunching layanan khusus call center 135, untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan. Karena boleh jadi, saat akhir tahun banyak warung tutup, maka hanya dengan call 135 dan memesan, aka nada petugas yang mengantar LPG langsung ke rumah pelanggan,” kata Anna menambahkan,

Layanan ini, disebut sudah menjangkau semua wilayah kecamatan di DIY, tanpa pembatasan radius pengantaran. Namun pelanggan akan dkenakan tambahan biaya antar berkisar Rp 5000 hingga Rp 8.000 tergantung jarak rumah dari titik pengantaran terdekat.

“Paling lambat 1 hari dari order, kita pastikan pesanan sudah diterima pelanggan,” imbuhnya. (SM)