Pembeli Berharap Bertemu Denny Cagur
KORANBERNAS.ID, DEPOK -- Siapa sih yang tidak kenal Denny Cagur? Komedian serial Opera van Java di salah satu stasiun televisi swasta ini kondang bersama Parto, Eko Patrio, anggota DPR RI yang nyambi jadi pelawak, atau sebaliknya?
Banyak selebriti yang kini punya usaha, rata-rata kuliner yang relatf gampang nebeng popularitasnya dan bikin orang terutama penggemarnya jadi penasaran. Di antara deretan selebriti yang mencoba mengadu keberuntungan usaha kuliner adalah Denny Cagur.
"Sudah sekitar dua tahun ini Pak Denny buka warung makan di sini," kata Rudy ditemui koranbernas.id, Senin (24/2/2020).
Pada jam makan siang itu, Dapoer Bang Jali di Jalan Margonda Raya Depok Jawa Barat ramai didatangi pelanggan yang ingin makan siang maupun awak Go Food mengambil pesanan.
Makanan yang disajikan secara prasmanan ini aneka masakan Nusantara, biar semua lidah bisa merasakannya.
"Saya paling suka cumi lombok hijau," kata Luhur, pimpinan salah satu kantor di kawasan Margonda Raya. Siang itu dia makan siang bersama Rendly dan Wuryono, rekan sesama pimpinan di kantornya.
Sedangkan Rendly menu favoritnya oseng-oseng kikil. "Rasanya enak, seperti masakan rumahan," kata Rendly berkilah.
"Jadi taste-nya sesuai," kata dia lagi.
Sementara Titisari kepengin mencicipi cumi hitam menu favorit warung itu. "Sayangnya hari ini kami tidak memasaknya. Tergantung pemasok," kata Rudy lagi.
Setiap hari rata-rata 200 pembeli menikmati masakan Dapoer Bang Jali. Baik yang makan di tempat maupun take away. Tersedia sekitar 20 jenis masakan, termasuk olahan sayur hijau yang banyak dicari konsumen.
Apabila liburan jumlah pengunjung lebih banyak. Biasanya keluarga. Banyak juga yang berharap bisa bertemu Denny. Tapi jadwalnya tidak menentu.
"Biasanya kalau bapak bepergian lewat Margonda selalu mampir. Kadang kalau hari libur syuting, datang bersama ibu dan anak-anak," kata Rudy lagi.
Selain makanan, melihat ramainya bisnis warung kopi, Dapoer Bang Jali sejak tiga bulan terakhir menambah unit kopi dengan aneka varian rasa. Kopinya juga laris.
Sumber rezeki
Inilah bedanya selebriti zaman dulu dan sekarang. Komedian seangkatan Nilasari seperti Herry Koko yang sempat menduduki tangga popularitas, pada penghujung perjalanan hidupnya secara ekonomis seperti memprihatinkan.
Selain honornya waktu itu masih kecil, juga rata-rata kurang bisa mengatur keuangan. Lebih untuk kebutuhan sesaat dan mungkin juga keperluan lain-lain.
Berbeda dengan selebriti zaman now. Selain pendapatannya berjibun, manajemen keuangan mereka juga lebih bagus. Tak heran para selebriti kini rata-rata punya rumah mewah plus mobil bagus. Di antaranya dengan memanfaatkan uang mereka untuk dikembangkan lewat bisnis tertentu.
Seperti Ruben Onsu dengan bisnis ayam geprek. Luna Maya dengan bisnis fashion di Kotabaru Yogyakarta dan kuliner di Jakarta. Thukul Arwana dan Tarzan dengan bisnis kos-kosan. Inul Daratista dengan bisnis karaoke dan banyak lagi. Uyak Kuya pernah jualan pisang goreng meski akhirnya kandas di tengah jalan.
Panggung tak abadi
Lewat bisnis itu bisa jadi mereka menyiapkan sumber rezeki lain lantaran menyadari panggung tidak abadi. Kata Titiek Puspa, seyogianya turun sebelum riuh rendah tepuk tangan kian surut dan akhirnya tak terdengar lagi.
Titiek Puspa sendiri punya usaha katering yang dikelola bersama saudara dan anak-anaknya. Atau juga, usaha ini bertujuan memberi lapangan pekerjaan bagi sejumlah anak muda sehingga mereka terbantu? Bisa jadi dua-duanya.
Goyang Bang Jali
Akan halnya Denny Cagur, dia juga berhasil memanfaatkan uang hasil kerja kerasnya untuk membangun rumah besar lambang keberhasilannya. Juga mobil-mobil mewah. Konon ada 16 orang dipekerjakannya termasuk untuk mengurus bisnis kulinernya.
Kenapa Bang Jali? Karena dia merasakan mendapat rezeki melimpah berkat goyang dengan lagu Bang Jali. Sama halnya dengan Inul Daratista dengan goyang ngebornya meraup banyak sekali rupiah.
Di Dapoer Bang Jali terpampang wajah Denny mengenakan topi khas juru masak dengan tulisan mencolok, Dapoer Bang Jali. Tampaknya Denny tidak tanggung-tanggung menjual namanya untuk usaha sampingan.
Dia tidak malu-malu bersembunyi di balik usahanya. Justru agar banyak yang paham bahwa itulah usaha miliknya untuk melestarikan rezekinya. Sekaligus memberi lapangan kerja bagi anak-anak muda.
Sepertinya Denny sadar suatu saat dia harus rela mundur dari gemerlap panggung yang selama ini mengalirkan banyak uang ke kantongnya.
Kiprahnya digantikan generasi yang muncul belakangan, lebih fresh, lebih cerdik dan secara fisik lebih menarik. Tapi sebelum saatnya tiba, bendera itu sudah dikibarkannya. (sol)