Pelat Baja Terpasang di Tengah Jalan, Warga Mengeluhkan Dampak Pembangunan Tol

Pelat Baja Terpasang di Tengah Jalan, Warga Mengeluhkan Dampak Pembangunan Tol

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo di wilayah Kabupaten Klaten sedang berlangsung. Sejumlah warga mengeluh karena infrastruktur seperti jalan  milik pemkab maupun jalan desa serta saluran irigasi, rusak terkena dampak pembangunan.

Selain itu, juga menimbulkan polusi berasal dari debu yang ditimbulkan akibat tanah dan material lain yang ada di sekitar lokasi proyek. Polusi ini menggangu warga yang tinggal di sekitar proyek maupun pengguna jalan yang sedang melintas.

Ruas jalan Klaten-Jatinom, tepatnya di wilayah Desa Ngawen Kecamatan Ngawen Klaten, misalnya, pada pinggir jalan kawasan itu saat ini sedang dibangun proyek pembangunan jalan tol. Banyak truk pengangkut material seperti tanah dan lainnya keluar-masuk kawasan itu.

Tidak sedikit material yang diangkut berjatuhan di jalan. Bila hujan menimbulkan becek. Jika tidak hujan muncul debu. Wilayah di perbatasan wilayah Desa Mendak Kecamatan Delanggu dengan Desa Kahuman Kecamatan Polanharjo, juga mengalami hal yang sama.

Bahkan pada perbatasan dua desa ini, kondisi jalan banyak yang rusak. Begitu juga saluran irigasi, setelah dilalui truk pengangkut material proyek, hanya ditutup pelat baja. Ironisnya, pelat baja yang dipasang menutupi saluran irigasi yang rusak itu tidak rata sehingga membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Adi, warga Desa Kahuman Polanharjo Klaten, saat ditemui di sekitar lokasi proyek jalan tol di perbatasan wilayah Desa Mendak dengan Desa Kahuman, mengaku merasa terganggu dengan kondisi jalan yang dilalui.

Kekhawatiran itu, kata dia, karena setiap hari berhadapan dengan debu. Kondisi jalan yang rusak dan takut ada kecelakaan jika lewat pelat baja penutup saluran.

"Setiap hari berangkat dan pulang kerja pasti lewat jalan ini. Terganggu karena debu proyek, jalan rusak dan ada plat baja yang dipasang sembarangan. Pelat baja itu tidak rata dengan jalan sehingga bisa mencelakai orang yang lewat," kata Adi, Senin (18/7/2022) siang.

Meski selama ini dirinya tidak pernah jatuh dari kendaraan yang ditumpangi, namun pengguna jalan lain yang tidak paham kondisi wilayah diminta lebih berhati-hati demi keselamatan diri masing-masing.

Senada diungkapkan Wiwik, karyawan salah satu toko di wilayah Delanggu. Menurutnya, sejak ada proyek pembangunan jalan tol di perbatasan wilayah Desa Mendak Delanggu dengan Desa Kahuman Polanharjo, ada banyak dampak yang ditimbulkan. Polusi udara, jalan rusak dan terganggunya arus lalu lintas di kawasan itu akibat keluar masuk kendaraan proyek.

Untuk mencegah terganggunya warga dan pengguna jalan yang sedang lewat, dirinya meminta pelaksana proyek memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan keselamatan pengguna jalan. (*)