Pelaku Wisata Sibuk Berbenah Menyambut Era Tatanan Baru

Pelaku Wisata Sibuk Berbenah Menyambut Era Tatanan Baru

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Pandemi virus Corona atau Covid-19 yang  terjadi  hampir empat bulan ini telah memukul sektor pariwisata, termasuk di Kecamatan Dlingo. Sebelumnya, wisata di   tepat ini  yang didominasi wisata hutan pinus dan wisata alam, tingkat kunjungan mencapai 2,7 juta orang  dalam satu tahun.

“Otomatis, karena obyek  tutup dan tidak ada pemasukan sama sekali,” kata Purwo Harsono, Ketua Koperasi Noto Wono Mangunan Dlingo, kepada koranbernas.id, Minggu (21/6/2020).

Menurut Ipung, sapaan akrab Purwo, 700 pekerja di lokasi wisata itu terkena dampak. Dampak tutupnya lokasi wisata akibat wabah Corona juga dirasakan para penjual oleh-oleh, kios atau warung makan, penjual bensin dan lainya, sekitar 378 orang. Jika ditambah anggota keluarga, maka yang terdampak menjadi ribuan orang.

Saat ini, lanjut Ipung, untuk bisa bertahan pelaku pariwisata banyak yang fokus mengelola dan memanfaatkan lahan pertanian. Mereka menanam cabai dan sayur-sayuran yang bisa dikonsumsi atau pun dijual.

“Untuk ketahanan ekonomi, kembali pada keluarga masing-masing caranya seperti apa. Otomatis karena tidak ada pemasukan, mereka juga tidak mendapatkan honor atau gaji selama obyek tutup,” katanya.

Meski tutup, para pelaku  pariwisata tetap bergiliran masuk untuk membersihkan dan memperbaiki sarana yang rusak. Karena jika dibiarkan tidak terurus berbulan-bulan, obyek wisata itu tentu menjadi kotor dan rusak.

Selain itu, untuk menyambut new normal atau tatanan baru, pihaknya juga sedang mempersiapkan tambahan daya tarik wisata. Seperti di Pinus Asri sedang dibuat ikon omah keong menggunakan bambu dengan rangka besi yang nantinya bisa digunakan untuk spot foto.

Untuk Bukit Panguk destinasi kapal di awan, Puncak Becici berupa ikon bunga mekar dan cermin kota, dan Bukit Mojo ada penataan rencek kayu menjadi mahkota raja sebagai ikon serta wisata noto watu. Begitupun untuk taman seribu batu juga terus dilakukan perbaikan.

“Kita sudah melakukan rapat dengan semua pelaku dan semua tetap komitmen untuk menjaga obyek wisata tetap tertata, bersih dan ketika new normal diberlakukan, kita ada tambahan obyek baru. Kita juga sempat berhutang sekitar Rp 25 juta untuk penambahan segala fasilitas ini,” kata Ipung. Namun untuk keputusan kapan wisata akan dibuka, tentu menunggu surat dari Gubernur.

Saat ini mereka sedang mempersiapkan fasilitas untuk kepentingan wisata di era tatanan baru. Seperti tempat cuci tangan memakai sabun, alat pengukur suhu, APD bagi petugas meliputi face shield , masker dan satung tangan dan juga SOP penannganan ketika nanti ada pengunjung dengan suhu tinggi, langkah apa yang harus dilakukan.

Tentu semua pelaku pariwisata harus mendapat sosialisasi dan pada saatnya akan dilakukan simulasi. Adapun untuk lokasi wisata yang dipersiapkan untuk  wisata di era new normal (tatanan baru) adalah Bukit Pengger, Becici, Pinus Asri dan Taman Seribu Batu. (eru)