Pandemi Berakhir, Saatnya Menata Ulang Perkotaan

Pandemi Berakhir, Saatnya Menata Ulang Perkotaan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Guru Besar Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ir Achmad Djunaedi M URP Ph D, menyatakan setelah berakhirnya pandemi, inilah saatnya menata ulang kawasan perkotaan.

Saran ini disampaikan saat menjadi pembicara seminar nasional rangkaian Festival Kota Gadjah Mada (Festagama) ke-11, Minggu (5/3/2023), di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) UGM.

“Setelah pandemi berakhir, perkotaan kita kurangnya ada di mana. Kita harus lebih baik lagi,” ujarnya.

Achmad Djunaedi yang pernah menjabat Kepala Badan Informasi Daerah (BID) DIY serta Kepala Bappeda DIY itu mengusulkan agar kawasan perkotaan ditata ulang berdasarkan zonasi. “Salah satunya kita bisa memakai zonasi, kita menata ulang zonasi,” ungkapnya.

Dia melihat zonasi maupun tata ruang perkotaan di DIY saat ini kurang efektif. Contoh kecil, saat ini dirinya yang tinggal di perumahan hendak ke kampus membutuhkan waktu sekitar 30-an menit. Ini karena di sekitar wilayah kampus terdapat pusat-pusat kegiatan ekonomi termasuk pasar.

Belajar dari pandemi, lanjut dia, penataan kawasan perkotaan mestinya lebih baik dari sebelumnya. Dulu, ujarnya mencontohkan, Eropa pernah dilanda pandemi. Begitu wabah itu berakhir muncul kesadaran untuk membangun kota-kota di Eropa yang semula kumuh diperbaiki dengan tambahan jaringan sanitasi sehingga menjadi kota yang sehat.

Kepada wartawan di sela-sela acara, Ketua Pelaksana Festagama, Gumirlang Fachrun, menyampaikan melalui kegiatan ini pihaknya ingin mengenalkan isu-isu terkait dengan perkotaan kepada masyarakat.

“Acara tahunan ini diselenggarakan dalam rangka memperkenalkan PWK kepada masyarakat umum. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan wadah bagi para perencana dan masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam perencanaan suatu kota,” ungkapnya.

Festagama 11.0 berlangsung 3-5 Maret 2023 di TBY. Melalui tagline Luka Cita menuju Kota Impian, Festagama 11.0 tahun ini mengangkat tema Kota Setelah Pandemi.

“Kami mempersembahkan beberapa rangkaian acara yang terdiri dari Sayembara Warga, Rembug Warga, Loka Warga, dan Gebyar Warga. Acara ini tidak dipungut biaya apapun dan tentunya dibuka untuk masyarakat umum,” ucapnya.

Disebutkan, Sayembara Warga merupakan ajang perlombaan Esai, Karya Tulis Ilmiah, Rancang Kota dan Poster yang diikuti oleh pelajar dan mahasiswa.

Sedangkan Rembug Warga merupakan rangkaian acara dalam bentuk Seminar Nasional yang akan diisi oleh beberapa pembicara dan moderator yang ahli di bidang Smart City.

Di antaranya, sebut dia, Rafly Muzady ST MT dari Kedeputian Transformasi Hijau dan Digital Tim Otorita IKN, Purwanti SH MM selaku Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman, Hari Kusdaryanto M MDev selaku CIO Citiasia Inc yang merupakan firma konsultan yang bergerak di bidang Smart City.

Kemudian, Prof Ir Achmad Djunaedi M URP Ph D selaku Guru Besar Teknik Arsitektur dan Perencanaan dengan research interest Smart Cities and Regions. Adapun moderator Dr Ir Tri Mulyani Sunarharum ST selaku Dosen Universitas Gadjah Mada sekaligus Tim Ahli Tim Transisi Otorita Ibu Kota Nusantara.

Selain itu, dalam rangkaian Rembug Warga juga terdapat Diskusi Panel yang dilaksanakan sebelum Seminar Nasional. Diskusi Panel sesi 1 bertema Tantangan Dinamika Kependudukan dalam Mempersiapkan Kota Pasca Pandemi.

Diskusi ini diisi oleh Prof Ir Bakti Setiawan selaku Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada, Fuad Jamil selaku Community Engagement Specialist Kota Kita Foundation dengan Moderator Syarifa Alma Fadila Nursurati dari Alumni PWK UGM 2018.

Pada Diskusi Panel sesi 2 dengan tema TransJogja telah Memenuhi Kebutuhan atau Hanya Sebatas Formalitas, diisi oleh pembicara Dyah Puspitasari selaku Direktur PT Anindya Mitra Internasional, Elanto Wijoyono selaku Direktur Combine RI dan Pegiat Warga Budaya dengan moderator Isti Hidayati ST MSc Ph D selaku Dosen Transportasi Perencanaan Wilayah dan Kota.

Sedangkan Loka Warga merupakan sebuah pameran seni, kriya, grafis dan hasil karya dari berbagai seniman lokal dan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UGM yang berlokasi di Ruang Pameran, Taman Budaya Yogyakarta.

“Pameran ini juga merupakan sarana edukasi dan branding PWK melalui eksibisi, serta beberapa pameran karya tentang perjalanan kota yang terdampak pandemi. Pameran ini sudah dihadiri oleh lebih dari 1.000 pengunjung dari berbagai kalangan usia di hari kedua pembukaannya,” kata Gumirlang Fachrun.

Adapun Gebyar Warga merupakan rangkaian acara Festagama 11.0 yang terakhir sekaligus sebagai bentuk penutupan acara berupa pergelaran musik sebagai hiburan yang akan dimeriahkan oleh beberapa penampilan dari kelompok musik lokal Universitas Gadjah Mada, seperti The Kandang, Pheki Crew, Band Teknik Mesin UGM, dan persembahan dari prodi Perencanaan Wilayah dan Kota UGM. (*)