Nonton Film Sesuai Usia, Purworejo Dipilih sebagai Tempat Sosialisasi Sensor Mandiri

Masyarakat bebas membuat film, tetapi saat akan ditayangkan ada rambu-rambu.

Nonton Film Sesuai Usia, Purworejo Dipilih sebagai Tempat Sosialisasi Sensor Mandiri
Kuat Prihatin dan Wasit Diono saat sosialisasi Budaya Sensor Mandiri di SMAN 1 Purworejo. (wahyu nur asmani ew/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Badan Sensor Film melakukan sosialisasi Budaya Sensor Mandiri, Nonton Film Sesuai Usia, Selasa (7/5/2024), di ruang Laboratorium Bahasa SMAN 1  Purworejo.

Ketua Sub Komisi Penelitian dan Pengkajian Lembaga Sensor Film, Kuat Prihatin, mengatakan Kabupaten Purworejo sebagai Kota Pendidikan dinilai layak untuk tempat sosialisasi Budaya Sensor Mandiri.

Menurutnya, sosialisasi dilaksanakan di 40 titik pada tahun 2024 termasuk Purworejo. Selain sosialisasi di sekolah juga membentuk Desa Sensor Mandiri di Indonesia, saat ini sudah terbentuk tujuh desa.

"Target sosialisasi adalah anak remaja, guru dan orang tua, diharapkan dapat meneruskan ke anak-anak untuk menonton film sesuai umur. Saat ini begitu mudah anak mengakses film di media elektronik melalui gawai, perlu dibekali budaya menonton sesuai umur," jelasnya.

Menurut Kuat, Badan Sensor Film bertugas mensensor film atau tayangan yang akan disaksikan pemirsa."Masyarakat bebas membuat film, tetapi saat akan ditayangkan ada rambu-rambu, seperti akan ditonton pemirsa usia berapa, pesannya apa dan apa yang tidak boleh dipertontonkan," ujarnya.

ARTIKEL LAINNYA: Anak-anak Muda Yogyakarta Menjaga Tradisi Macapat

Bupati Purworejo Yuli Hastuti menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Sensor Film (LSF) yang telah mengadakan Sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri di Kabupaten Purworejo dengan tema Memajukan Budaya, Menonton Sesuai Usia.

"Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan kita memperoleh pengetahuan mengenai pentingnya penguatan fungsi literasi terhadap film. Dengan begitu, masyarakat memiliki kepedulian dan kesadaran untuk menonton film atau memberikan tontonan kepada generasi muda sesuai dengan klasifikasi usia," jelas dia.

Bupati dalam sambutan yang dibacakan Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Purworejo, Wasit Diono, menambahkan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, berpengaruh besar terhadap berbagai hal dalam kehidupan, termasuk peredaran dan pertunjukan film.

Saat ini film tidak hanya dapat disaksikan melalui layar bioskop dan televisi, namun dapat diakses melalui internet, platform digital maupun sosial media.

ARTIKEL LAINNYA: Merti Desa Mbah Bregas Jadi Sarana Menyatukan Warga

“Asalkan memiliki telepon pintar yang terhubung internet, siapa pun bisa menonton film apa pun, di manap un dan kapan pun. Masyarakat dan publik perlu mendapatkan pendidikan dan pengetahuan terhadap film, melalui penguatan fungsi literasi, sehingga memiliki kepedulian dan kesadaran untuk menonton film sesuai dengan klasifikasi usia dan peruntukannya,” kata bupati.

Dia menegaskan jangan sampai anak-anak di bawah umur mendapat kebebasan menonton film yang tidak sesuai dengan usianya.

Apalagi film-film yang mengandung unsur kekerasan, seks maupun berbagai konten negatif lainnya, karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan dan pola pikirnya. “Mari bersama selamatkan anak bangsa dari tontonan yang tidak sesuai dengan usianya,” pintanya. (*)