Nikmatnya Aroma Khas Kopi Pawon Kembangan

Nikmatnya Aroma Khas Kopi Pawon Kembangan

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kedai kopi merebak di mana-mana sekitar dua tiga tahun belakangan ini. Tidak hanya di mal dengan tampilan gengsinya atau di kedai-kedai kelas menengah maupun kaki lima.

Semua menawarkan nikmatnya kopi dengan berbagai varian rasa lewat kepulan aroma khasnya. Bahkan sekarang kedai kopi juga sudah merambah kawasan pedesaan. Jalan berliku dan suasana desa yang khas menjadi daya tarik tersendiri.

Dan jangan kaget ada "kopi ndesa" dengan racikan khas bisa memunculkan "rasa mal" dengan tampilan menarik. Harga pasti berbeda karena menggunakan bahan dasar kopi sangrai yang digiling di tempat. Dipadu dengan susu, gula, gula aren dan bahan pelengkap lainnya. Diproses dengan peralatan peracik kopi modern oleh tenaga kompeten.

Ini bisa diperoleh di Pawon Kembangan Dusun Kembangan RT 1 Desa Candibinangun Kecamatan Pakem Sleman. Tidak sulit mencari lokasi tersebut, sekitar 1 Km utara Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang, belok ke kiri sekitar 1 Km.

"Baru tiga bulan kami buka kopi dan kedai makan ini," kata Nur Sriwidayat kepada koranbernas.id, Rabu (1/1/2020) sore.

Bersama suaminya, Aries Arizian, Nur merombak  rumah kayu khas Jawa ini menjadi ruang makan yang luas. Lampu-lampu gantung zaman dulu tak hanya menerangi ruangan, tetapi juga menjadi ornamen penghias. Halaman parkir yang lumayan luas dilengkapi kursi meja taman dipadu rimbunnya aneka tanaman membuat suasana eksotis terutama  di malam hari.

Nur Sriwidayat dan suaminya Aries Arizian merintis Pawon Kembangan di Dusun Kembangan, Candibinangun Pakem Sleman. (arie giyarto/koranbernas.id)

Hikmah sakit

Menurut Nur, awalnya dia hanya menerima pesanan gudeg semi basah dengan ayam kampung asli yang masih muda sehingga rasa gurihnya sangat terasa. Areh kental dilengkapi sambal krecek, jadilah gudeg yang nikmat.

Itu masih bisa disambi kerja di BPR Pundi Artha dan berjalan lumayan lama. Sampai akhirnya Nur jatuh sakit dan diketahui dia mengidap kanker. Dia pun mundur dari kerja setelah 16 tahun mengembangkan kemampuannya di sana. Waktu yang cukup lama. Belakangan disadari rentang waktu yang tidak pendek itu dia bisa menimba banyak ilmu.

Setelah proses pengobatan lewat operasi dan perawatan panjang pascaoperasi Nur merasa sembuh. Suami istri ini pun merancang usaha baru sesuai kemampuan Nur yang memang pandai memasak.

Proses mendapatkan kepercayaan diri kembali tidak lepas dari support suaminya yang luar biasa. Agar Nur tetap punya semangat dan jangan ngelokro.

Awalnya sasar komunitas

Ternyata merintis usaha tidak mudah. Meski sudah dengan aneka usaha agar warungnya dikenal, pasangan suami istri ini butuh waktu 2,5 bulan untuk bisa menghadirkan pembeli.

"Awalnya saya menyasar komunitas bersepeda yang banyak melintas di sini " kata Nur. Karena lokasinya di desa, maka dia memilih menu unggulan khas pedesaan. Seperti sayur lodeh, trancam, tempe garit, tahu, ikan tongkol, telur kribo, telur asin dan tentu saja gudeg komplet. Ada teh poci dalam teko kecil dengan gula batu sehingga bisa nambah berkali-kali.

"Tetnyata pembeli suka. Setelah menjadi pelanggan, mereka mengajak teman-teman atau keluarganya makan ke sini," kata Nur.

Akhirnya kedatangan banyak tamu ini mampu menghapus air mata pada awal dia buka usaha lantaran sedikit pembeli datang. Meski dia sudah menjamu makan gratis untuk 1.000 orang.

Mungkin karena jenuh dengan makanan modern, sayur lodeh tempe garit menjadi pilihan utama, selain gudeg. Juga trancam, sayur bobor lengkap dengan sambel jenggot. dan menu khas desa lainnya.

"Ini tadi baru selesai dipakai reuni dan sayurnya mereka pesan bobor plus sambel jenggot,” kata Nur. Pemain musik untuk menghibur peserta reuni pun masih ada di sana ketika koranbernas.id datang.

Dihitung nilai investasi memang belum BEP alias balik modal.  Itu sangat disadarinya. Pelanggan yang terus bertambah sudah mampu menghasilkan margin agar roda usaha terus berputar dan mampu memberikan lapangan kerja bagi orang lain.

Kuncinya adalah melayani dengan ramah sehingga pelanggan merasanyaman. Dan yang terpenting mempertahankan serta meningkatkan kualitas rasa agar lebih sesuai dengan taste pembeli. Bagi pecinta kopi, setiap datang akan berteriak: Kopi... mana kopi? (sol)