Muktamar di Solo, Warga Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta Beri Kado Toko

Muktamar di Solo, Warga Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta Beri Kado Toko

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Gelaran Muktamar ke-48 Muhammadiyah & Aisyiyah di Solo Jawa Tengah pada 18-20 November 2022 disambut gembira warga persyarikatan Muhammadiyah dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri.

Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur sekaligus dalam rangka syiar muktamar, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Nitikan memberikan kado istimewa berupa Toko Muhammadiyah atau TokoMU, yang diresmikan langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir MSi, Minggu (13/11/2022).

Ketua PRM Nitikan, Dwi Kuswantoro, kepada wartawan di sela-sela acara menjelaskan keberadaan toko tersebut dibangun oleh warga Muhammadiyah Nitikan dalam rangka memperkuat ekonomi umat.

“Ini murni dari jamaah. Hari ini, toko berjejaring begitu berjubel. Terus terang itu berpengaruh terhadap ekonomi umat, maka kita berikhtiar mendirikan TokoMU. Secara desain, bentuk dan sebagainya sudah bisa bersaing dengan toko berjejaring,” ungkapnya.

Dijelaskan, PRM Nitikan merupakan sebagai bagian terbawah dari Persyarikatan Muhammadiyah harus melakukan dakwah secara kongkret dan dapat dirasakan oleh umat, termasuk dakwah di bidang ekonomi.

“Muktamar ke-47 di Makassar sudah mengamanatkan bahwa bidang ekonomi harus terus diperkuat karena gerakan ekonomi Muhammadiyah masih tertinggal dibandingkan bidang pendidikan dan kesehatan,” jelasnya.

Dari realita tersebut, lanjut Dwi, didirikanlah TokoMU pada 2020. “Rencananya dulu sudah dirancang bisa diresmikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tetapi karena kendala kondisi pandemi akhirnya tertunda dan baru sekarang diresmikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah,” kata dia.

Menjawab pertanyaan soal kelebihan toko tersebut, Dwi menyampaikan, pertama, banyak produk dari jamaah di kawasan Nitikan dan sekitarnya. Kedua, dikelola dengan manajemen  profesional. Artinya, dibangun dengan manajemen retail seperti retail yang lain.

“Bahkan kami pada awal mendirikan menggunakan jasa profesional konsultan khusus retail supaya betul-betul menjadi satu toko yang bagus. Alhamdulillah hari ini sudah tahun lebih dan sudah BEP (Break Event Point). Secara omzet sudah 11-12 dengan toko berjejaring,” ujarnya.

Mengenai harga produk-produk yang dijual di toko yang berada di kompleks Masjid Muthohhirin Jalan Sorogenen 25 tersebut, Dwi menjamin lebih murah dari toko berjejaring.

Alhamdulillah sangat kompetitif bahkan dengan toko berjejaring kami lebih murah, karena dekat dengan suplier sehingga tidak perlu rantai yang panjang,” ucapnya.

Selain TokoMu, PRM Nitikan hari itu juga meresmikan berdirinya masjid ke-11 yaitu kompleks Masjid Muhajirin yang berdiri di atas tanah 750 meter yang merupakan wakaf warga Muhammadiyah Nitikan.

Selain dibangun masjid, juga dibangun perluasan SD Muhammadiyah Nitikan yang merupakan salah satu amal usaha PRM Nitikan.

Sampai saat ini PRM Nitikan memiliki sebelas masjid dan empat mushala, SD Muhammadiyah Nitikan, tiga TK ABA dan Rumah Tahfidz, Penyantunan Anak Yatim (PAY), amal usaha TokoMU serta Koperasi BMT.

Pemberian santunan kepada anak yatim melengkapi acara peresmian TokoMU PRM Nitikan Yogyakarta. (istimewa)

Atas kiprah amal usaha dan dakwah tersebut, PRM Nitikan meraih penghargaan sebagai Ranting Muhammadiyah terbaik nasional dari Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah.

Juara kedua nasional diraih pada tahun 2022 dan juara tiga tingkat nasional pada tahun 2017. “Alhamdulillah, meningkat dari sebelumnya juara tiga tahun ini dapat meraih juara kedua,” kata Dwi Kuswantoro.

Harapannya, TokoMU Nitikan dapat melayani umat untuk kebutuhan belanja sehari-hari. “Konsep yang kita bangun adalah ekonomi jamaah, di mana ketika warga belanja di TokoMU Nitikan sekaligus yang bersangkutan adalah berinfak untuk dakwah Muhammadiyah,” tambahnya.

Menurut Dwi, keuntungan dari TokoMU sebagian besar dikembalikan untuk gerakan dakwah. “Pada sisi lain kita juga memastikan soliditas ekonomi umat menghadapi gempuran toko berjejaring yang tumbuh di mana-mana yang menggunakan konsep bisnis kapitalistik,” terangnya.

Peresmian TokoMU ditandai penandatangan prasasti, peninjauan serta santunan kepada anak yatim. Haedar Nashir memberikan apresiasi atas berdirinya toko tersebut.

“Ini toko yang lengkap. Perkuat jaringan, kelola secara profesional dan layani konsumen dengan ramah. Insyaallah toko ini menjadi tempat nyaman untuk dikunjungi dan menjadi kebanggaan Muhammadiyah,” pesan Haedar Nashir seraya mengajak warga untuk berbelanja ke toko tersebut.

Haedar menyatakan, Muhammadiyah ke depan harus menggerakkan roda perekonomian. Keberadaan TokoMU harus bisa membuat maju pelaku-pelaku usaha lain yang berada di sekitarnya. “Itu Muhammadiyah namanya,” kata Haedar.

Menurut dia, toko harus maju dan menjadi kekuatan baru tetapi jangan melupakan masjid dan mushala sebagai tempat membina akhlak dan akidah. Dengan begitu, umat Islam Indonesia menjadi kuat iman dan takwanya. Ekonominya maju. (*)