Mila Art Dance School Penghubung Generasi Muda dengan Tari Tradisional
Banyak anak muda merasa tari tradisi kurang relevan dengan kehidupan mereka saat ini.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Di era modern yang serba digital, pelestarian budaya tradisional sering menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah kesenjangan antar-generasi dalam mengapresiasi dan memahami seni tradisional. Mila Art Dance School, sebuah sekolah tari di Yogyakarta, hadir dengan visi untuk mengatasi tantangan ini melalui pendekatan yang segar dan relevan bagi anak muda.
Mila Art Dance School didirikan pada tahun 2015 dengan tujuan mendekatkan generasi muda pada seni tari tradisional Indonesia. Pendiri sekolah ini, Mila Rosinta Totoatmojo, menjelaskan salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan cara komunikasi antar generasi yang sering kali menyebabkan jarak antara anak muda dengan budaya tradisional.
"Dalam riset yang kami lakukan, ditemukan adanya keterputusan komunikasi antar-generasi, terutama dalam hal seni tari tradisional. Banyak anak muda yang merasa bahwa tari tradisi sulit diakses dan kurang relevan dengan kehidupan mereka saat ini," ungkap Mila saat ditemui seusai perhelatan Metamorfosa ke-17, Minggu (4/8/2024), di Sleman City Hall Yogyakarta.
Di Indonesia, lanjut Mila, terdapat lebih dari 3.300 jenis tari tradisional yang kaya akan makna dan filosofi. Dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi dan budaya pop yang mendominasi, tari tradisional sering kali dianggap sulit dan tidak menarik bagi anak muda. Mila menyadari tantangan ini dan mengembangkan strategi yang inovatif untuk menarik minat generasi muda terhadap seni tari.
Mila Rosinta Totoatmojo di antara penari seusai memberikan piagam kepada siswa tari Mila Art Dance School. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)
Mila Art Dance School memperkenalkan pendekatan bertahap untuk memperkenalkan tari tradisional kepada anak muda. Salah satunya adalah dengan memulai pembelajaran dari tari modern seperti K-Pop, sebelum secara perlahan mengarahkan siswa untuk belajar tari kreasi dan akhirnya tari tradisi.
"Kami memulai dengan sesuatu yang lebih dekat dengan dunia mereka, seperti K-Pop, dan kemudian secara perlahan mengenalkan mereka pada tari kreasi dan tradisi. Dengan cara ini, anak-anak muda lebih mudah menerima dan tertarik untuk belajar lebih dalam," jelas seniman muda itu.
Pendekatan ini telah terbukti efektif, meskipun tidak semua siswa beralih sepenuhnya ke tari tradisional, setidaknya ada beberapa yang akhirnya tertarik dan mendalaminya. Sejak berdirinya, Mila Art Dance School telah menarik minat ribuan siswa, dengan jumlah lulusan mencapai hampir 6.000 orang.
Mila juga berbagi tentang perjalanan pribadinya dalam dunia tari, dimulai sejak usia 7 tahun dari sekadar hobi akhirnya memandang tari sebagai doa dan bentuk ekspresi spiritual.
Maestro tradisi
Dia menyadari pendekatan yang digunakan oleh para maestro tradisi, yang sering kali melibatkan proses panjang dan mendalam, mungkin tidak selalu relevan bagi generasi muda saat ini yang terbiasa dengan akses cepat dan mudah.
"Saat ini, banyak tutorial tari bisa diakses di platform seperti TikTok dan YouTube. Namun, ada kekhawatiran bahwa proses yang cepat ini mungkin menghilangkan makna mendalam dari tari tradisional," terangnya.
"Meski begitu, kita tidak bisa memaksa generasi muda untuk mengikuti cara lama. Setiap generasi punya caranya sendiri untuk hidup dan bertahan," tambahnya.
Mila Art Dance School tidak hanya berfokus pada pelatihan tari, tetapi juga pada pencatatan dan dokumentasi seni tradisi yang sering kali terlupakan. Mila menekankan pentingnya dokumentasi agar seni tari tradisional tidak hilang dan dapat dipelajari oleh generasi mendatang.
Tantangan
Selama perjalanan mendalami seni tradisi, Mila menghadapi tantangan, termasuk konflik di kalangan seniman. Pengalamannya ini menyoroti pentingnya pendokumentasian seni tradisi agar tidak terjadi kesalahpahaman antar-generasi dan antar-pelaku seni.
Selain itu, Mila juga terinspirasi dari negara-negara lain, seperti Korea Selatan, yang berhasil membuat budaya mereka mudah diakses dan disukai oleh anak muda di seluruh dunia. Harapannya tari tradisional Indonesia juga bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat luas, baik dari segi pembelajaran, musik, maupun kostum.
Untuk mendukung regenerasi seniman tari, Mila Art Dance School mengadakan berbagai program eksperimental, seperti K-Pop Jawa dan Bali Ballet, yang menggabungkan unsur modern dengan tradisi. Selain itu, mereka juga mengadakan festival tari yang menjadi wadah bagi para seniman muda untuk berkarya, salah satunya cara yaitu membuat tari kreasi di Mila Art Dance School.
"Semoga ruang ini bisa menjadi tempat bagi siapa saja yang ingin berkarya dan mendalami seni tari, serta mewujudkan mimpi mereka. Karena bagi kami, siapapun bisa menari, dan tari adalah bagian dari kehidupan yang harus dihargai dan dilestarikan," kata Mila.
Mila Art Dance School telah membuktikan bahwa dengan pendekatan yang inovatif dan relevan, seni tradisional Indonesia dapat tetap hidup dan berkembang di tengah derasnya arus modernisasi. Dengan cara ini, Mila berharap bahwa generasi muda tidak hanya mengenal budaya mereka, tetapi juga mencintai dan melestarikannya. (*)