Meraup Rupiah dari Budi Daya Cacing Sutra

Sebenarnya kebutuhan sehari 30 liter, tetapi saya baru bisa produksi 10 liter.

Meraup Rupiah dari Budi Daya Cacing Sutra
Budi daya cacing sutra di Kelompok "Mina Rembaka" Sorobayan RT 01 Gadingsari Sanden Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Cacing bagi sebagian orang mungkin menggelikan bahkan menganggapnya kotor. Namun di tangan Ari Wibowo (40) bersama Kelompok "Mina Rembaka" Sorobayan RT 01 Kalurahan Gadingsari Sanden Bantul, cacing bisa menjadi jalan rezeki meraup rupiah.

Ya, sejak Desember 2023, Ari Wibowo menekuni budi daya cacing sutra atau dalam bahasa latinnya Tubifex sp. Cacing sutra adalah pakan alami ikan hias dan benih ikan konsumsi seperti lele dan gurami.

Cacing sutra memiliki tubuh lunak dan lembut seperti sutra sehingga disebut juga cacing rambut. Ukurannya yang kecil sekitar 1-3 cm, membuat cacing sutra menjadi pilihan yang baik sebagai pakan ikan.

"Awalnya saya dulu suka membeli cacing sutra ke teman, sebagai pakan budi daya lele. Lalu saja minta diajari dan alhamdulillah saya mendapat ilmu dan diajari sampai bisa," kata Ari kepada wartawan dalam acara "Dinamika Desa" gelaran Dinas Kominfo Kabupaten Bantul, Rabu (30/10/2024).

Panen cacing sutra dari kolam Kelompok "Mina Rembaka" Sorobayan Sanden Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Tahap awal, dia membuka lahan seluas 560 M2 kemudian dibagi beberapa kotak berukuran 3 meter X 3 meter. Setelah tanah diolah menjadi lendhut dan lembut,lalu ditaburi bibit cacing sutra.

Setiap kotak diberi bibit cacing sutra dua liter. Lalu setiap tiga hari diberi pakan pelet. "Air saya ambil dari pompa air dan dilakukan penyiraman setiap malam," katanya.

Setelah tiga bulan cacing sutra bisa dipanen. Sehari awalnya lima liter, lalu meningkat dan kini bisa 10 liter per hari dengan harga Rp 40 ribu setiap liternya. Dia pun menambah luas budi daya cacing sutra.

Panen dilakukan berurutan dengan jadwal dua minggu sekali. Dengan jumlah kotak budi daya yang banyak, dia bisa panen setiap hari.

Peluang besar

"Peluang usaha ini sangat besar. Sebenarnya kebutuhan itu sehari 30 liter, tetapi saya baru bisa produksi 10 liter. Saya mengambil juga cacing sutra dari mitra," katanya.

Pemasaran cukup mudah karena diambil oleh para peternak ke tempat budi dayanya. Sejauh ini budi daya tidak ada kendala berarti. Hanya kendala hujan saja, karena panen harus dilakukan malam dan bagi cacing hujan tentu tidak nyaman.

"Kalau siang cacing itu masuk dalam tanah, jadi kita panen malam," kata Ari yang bekerja dibantu beberapa orang.

Lurah Gadingsari, Widodo MSc, mengatakan budi daya cacing sutra memberikan keuntungan yang tidak sedikit. Maka pemerintah kalurahan mendukung melalui Dana Desa (DD) untuk duplikasi lahan.

Keuntungan

"Yang kita siapkan lahan 1.500 M2. Kita hitung dengan luasan 500 M2 bisa mendapat Rp 8 juta setiap bulan. Dikurangi biaya produksi, bisa mendapat  keuntungan Rp 4 juta," katanya.

Adapun lahan yang digunakan adalah lahan tidak produktif bagi pertanian. (*)