Mencuri Perhatian, Nasi dari Singkong di Kulonprogo Hasil Binaan Pertamina Rewulu

Program CSR Pertamina Rewulu fokus pada kelompok tani agar terus berinovasi menciptakan alternatif baru dalam mendukung program pemerintah, salah satunya swasembada pangan

Mencuri Perhatian, Nasi dari Singkong di Kulonprogo Hasil Binaan Pertamina Rewulu
Danang Mulyono bersama Wabup Kulonprogo Ambar Purwoko saat mengunjungi stand milik binaan Pertamina. (istimewa)

KULONPROGO, KORANBERNAS.ID--Di tengah semarak Hari Bakti Gotong Royong di Kalurahan Banjaroyo, Kalibawang, Kulonprogo, sebuah inovasi pangan lokal mencuri perhatian. UMKM binaan Pertamina Fuel Terminal Rewulu unjuk gigi dengan kreasi "Beras Analog," alternatif nasi yang tak disangka terbuat dari singkong. Kolaborasi apik antara Pertamina Rewulu, BRIN, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Keluarga Sakinah ini berhasil menghadirkan solusi pangan yang menjanjikan.

Keajaiban beras analog ini bahkan membuat Wakil Bupati Kulonprogo, Ambar Purwoko, takjub. Ambar tak hanya terkesan dengan bentuknya yang menyerupai beras pada umumnya, tetapi juga rasanya yang lezat.

“Beras analog ini adalah inovasi yang sangat baik untuk mendukung program pangan di Indonesia. Kami akan memberikan dukungan penuh kepada UMKM dengan inovasi menarik seperti ini, yang jelas berdampak positif pada peningkatan ekonomi,” ujarnya dengan antusias.

Senada dengan hal tersebut, Fuel Terminal Manager Rewulu, Danang Mulyana, menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini, sekaligus menciptakan alternatif pemenuhan kebutuhan masyarakat.

“Program CSR kami fokus pada kelompok tani agar terus berinovasi menciptakan alternatif baru dalam mendukung program pemerintah, salah satunya swasembada pangan. Terciptanya Beras Analog ini adalah wujud nyata dari kolaborasi tersebut,” ungkapnya.

Ketua KWT Keluarga Sakinah Sri Lestari, tak dapat menyembunyikan rasa terima kasihnya atas pendampingan Pertamina sejak tahun 2023. Pelatihan dan bantuan sarana prasarana dari CSR Pertamina Rewulu telah berhasil mengangkat nilai ekonomi hasil tani mereka yang sebelumnya lesu.

“Dulu, kami sebagai petani singkong sering kesulitan menjual hasil panen. Sekarang, kami mampu mengolah singkong menjadi beras analog dengan nilai ekonomi yang tinggi dan minat pasar yang cukup luas,” tutur Sri penuh syukur. Ia berharap program CSR Pertamina dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak petani lainnya.

Ke depan, program inovasi beras analog ini akan menyasar berbagai elemen masyarakat, tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian, tetapi juga untuk mendukung program Asta Cita pemerintah pusat di bidang pangan. Terobosan “nasi” dari singkong ini bukan hanya sekadar alternatif, tetapi juga harapan baru bagi ketahanan pangan lokal yang digerakkan oleh sinergi BUMN dan masyarakat Kulonprogo. (*)