Melihat Lebih Dekat Produk Bata Karanglo yang Banyak Diminati Pengembang

Tanah yang bagus untuk memproduksi bata yakni tanah persawahan.

Melihat Lebih Dekat Produk Bata Karanglo yang Banyak Diminati Pengembang
Sugiyono, perajin bata di Desa Karanglo Kecamatan Klaten Selatan mencangkul tanah persawahan untuk dibuat bata. (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Desa Karanglo Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kota Klaten. Beberapa tahun terakhir desa ini terus berbenah agar bisa menjadi desa mandiri.

Pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan UKM (Usaha Kecil Menengah) dilakukan pemerintah kabupaten dan pemerintah desa dengan tujuan bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu UKM yang cukup dikenal di Desa Karanglo yakni kerajinan bata. Produk bata dari Desa Karanglo banyak diminati pengembang (developer) karena kualitasnya bagus dan kuat.

Adalah Sugiyono, satu di antara sekian perajin bata di Desa Karanglo. Warga Desa Duwet RT 4 RW 11 Kecamatan Ngawen ini mengaku sudah puluhan tahun menekuni usaha memproduksi bata.

ARTIKEL LAINNYA: Suhu Panas di DIY Pernah 35 Derajat Celcius, Diprediksi Terjadi Pergeseran Musim Hujan

Ditemui di sela-sela menjalankan aktivitasnya di Desa Karanglo baru-baru ini, bapak yang memiliki tiga orang anak ini mengaku dirinya menyewa lahan warga Desa Karanglo untuk memproduksi bata.

Dalam menjalankan usahanya, dirinya selalu dibantu sang istri bernama Warti. Ketika pekerjaannya cukup berat dan membutuhkan tenaga, dirinya tidak jarang meminta bantuan kerabat.

"Sebenarnya pekerjaan ini (produksi bata) berat, tapi suka tidak suka harus dijalani. Nanti lama kelamaan jadi suka juga," katanya.

Disebutkan, tanah yang bagus untuk memproduksi bata yakni tanah persawahan. Berbeda dengan tanah berpasir karena hasilnya akan kurang bagus. Untuk memproduksinya bata, dirinya juga harus jeli dengan bahan baku yang akan digunakan.

ARTIKEL LAINNYA: Aplikasi Digital untuk Tingkatkan Kualitas Pelatihan Pariwisata

Melihat lebih dekat mengenai cara membuat bata yang berkualitas, Sugiyono menerangkan harus diawali dengan mencangkul tanah yang akan digunakan. Selanjutnya, tanah itu diaduk menggunakan air dan dicampur abu sisa pembakaran dan jerami (sekam).

Setelah diaduk rata, dilanjutkan mencetak dan menjemur hingga kering. Proses pembakaran dilakukan setelah bata yang dicetak benar-benar kering.

"Kalau musim kemarau seperti sekarang ini proses pengeringan bisa sekitar empat hari. Tapi kalau hujan bisa seminggu. Pembakaran sampai matang sepuluh hari," ujarnya.

Setelah bata produksinya jadi, Sugiyono mengaku tidak khawatir untuk memasarkan. Pembeli yang umumnya dari kalangan pengembang perumahan dari berbagai wilayah datang langsung membeli ke tempat usahanya.

ARTIKEL LAINNYA: Tekan Defisit Bibit Unggul Sektor Teknologi, Pendaftar Telkom DigiUp Meningkat Hingga 98 Persen

Meski harga bata dari perajin jauh lebih murah bila dibandingkan harga toko namun perajin bata di Desa Karanglo tetap menjaga kualitasnya.

Senada diungkapkan Widi, warga Desa Karanglo yang ditemui di tempat terpisah. Menurutnya, bata dari perajin di desanya bagus kualitasnya karena bahan baku yang digunakan juga bagus dan proses pembakaran juga sampai matang.

"Lumrah kalau banyak dicari pembeli," kata Widi. (*)