Masbehi Yogyakarta Bergerak Menolak Separatisme

Masbehi Yogyakarta Bergerak Menolak Separatisme

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Beragam elemen masyarakat tergabung dalam Masbehi (Masyarakat Bela Keutuhan NKRI) Yogyakarta, Senin (30/11/2020), bergerak ke Titik Nol Yogyakarta.

Dari kawasan Pasar Beringharjo peserta berjalan kaki menuju lokasi. Persis di belakang spanduk berukuran cukup besar bertuliskan separatisme, radikalisme, terorisme dan anarkisme musuh NKRI, tampil barisan pembawa merah putih dan Pancasila.

Melalui aksi damai ini mereka secara tegas menolak separatisme. Bukan hanya melalui orasi yang disampaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat, peserta aksi kali ini juga menyuarakan aspirasinya melalui poster-poster yang dibawa para peserta.

Poster itu antara lain bertuliskan cukup tembang yang jadi kenangan Indonesia jangan, rawe-rawe rantas berantas separatisme, cukup mantan yang menyakiki jangan sakiti Indonesia dengan terorisme radikalisme.

Tak ketinggalan, sejumlah mahasiswa asal Papua di Yogyakarta ikut bergabung di dalam barisan aksi damai yang menarik perhatian para pengguna jalan Malioboro siang itu. Mereka membawa poster berisi penolakan terhadap separatisme.

Di antaranya, kami mahasiswa Papua dan masyarakat Yogyakarta sepakat damaikan DIY, kami Papua Yogyakarta satu Indonesia, kami mahasiswa Papua dan masyarakat DIY adalah satu, Papua dan Yogya siap perangi separatis, radikalis dan rasialis.

Di Titik Nol Yogyakarta peserta aksi berdoa untuk keutuhan NKRI. Mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, disusul aksi teaterikal, pentas seni serta orasi-orasi. Selama aksi berlangsung peserta diingatkan selalu mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kordinator Aksi Masbehi Yogyakarta, Muhammad Alvin Khoiru, kepada wartawan di sela-sela aksi menyampaikan aksi kali ini membawa pesan untuk masyarakat DIY dan Indonesia agar senantiasa menjaga keutuhan NKRI.

“Jangan sampai NKRI dipecah belah oleh beberapa oknum, ormas ataupun kelompok-kelompok yang mengatasnamakan apapun,” tegasnya.

Menurut dia, peserta aksi lebih kurang 100 orang ini berasal dari sejumlah ormas. “Ada bregada, Rampak Sarinah, Komunitas Mamah Galak, beberapa teman dari Papua, Sekber Keistimewaan, Ganas, Tentara Langit, PKL Malioboro juga ada,” kata dia.

Dirinya merasa prihatin Indonesia saat ini sedang diuji keutuhannya dengan adanya indikasi beberapa kelompok yang ingin memecah belah NKRI. “Contohnya dari beberapa kejadian saudara kita di Indonesia timur, mereka melakukan gerakan separatis untuk keluar dari NKRI. Kita jaga NKRI tetap utuh,” tandasnya.

Melalui pernyataan sikapnya, Masbehi Yogyakarta mengajak masyarakat menyadari, Indonesia merupakan bangsa besar yang berdiri atas kesepakatan bersama dari berbagai unsur suku, agama, ras dan golongan.

“Keanekaragaman unsur primordial bangsa kita telah membuat Indonesia menjadi bangsa yang indah, beragam, saling melengkapi, kuat, memiliki elan vital yang tangguh dan bangsa  yang selalu optimistis menghadapi segala tantangan zaman,” kata Muhammad Alvin Khoiru.

Mencermati situasi nasional saat ini yang dapat mengarah terpecah belahnya NKRI akibat saling menonjolkan unsur-unsur primordialisme, Masbehi Yogyakarta yang di dalamnya terdapat unsur seniman, budayawan, pengacara, politisi, mahasiswa, buruh serta aktivis perempuan secara tegas menyatakan bangsa Indonesia harus tetap berpegang teguh kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika demi tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Masbehi Yogyakarta mendorong segenap elemen bangsa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI dalam menghadapi segala tantangan nasional maupun global termasuk menghadapi pandemi Covid-19.

Menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi saat ini, Masbehi Yogyakarta menyerukan seluruh elemen bangsa mengedepankan asas musyawarah mufakat dengan menempatkan semangat persatuan di atas kepentingan individu, kelompok maupun golongan.

Terkait isu tentang Papua dan Papua Barat, Masbehi Yogyakarta menolak separatisme dan upaya-upaya untuk memisahkan diri dari NKRI. Apapun yang terjadi, Papua dan Papua Barat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI.

Pemerintah didorong melanjutkan program Otonomi Khusus (Otsus) dan pembangunan yang lebih masif bagi Provinsi Papua dan Papua Barat.

TNI dan Polri harus bertindak tegas terhadap segala bentuk upaya dan praktik kelompok-kelompok yang sengaja merongrong persatuan dan kesatuan NKRI. (*)