Majlis Kiai Ombo Rutin Sholawatan Setiap 35 Hari

Pengajian dan sholawatan diselenggarakan tepat pada malam Kamis Pahing setiap bulannya.

Majlis Kiai Ombo Rutin Sholawatan Setiap 35 Hari
Mahalul qiyam dipimpin Gus Jai di Terbah Pengasih, Rabu (7/8/2024). (anung marganto/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Ribuan jamaah Majlis Kiai Ombo menghadiri  sholawatan bersama Gus Jai dari Jawa Timur. Kegiatan itu diselenggarakan rutin setiap selapan atau setiap 35 hari sekali di kediaman Kiai Andriyanto, Dusun Terbah Kalurahan PengasihKulonprogo.

Ketua Majelis Kiai Ombo, Gus Paiman, di sela-sela acara tersebut, Rabu (7/8/2024) malam, menyampaikan pengajian dan sholawatan diselenggarakan tepat pada malam Kamis Pahing setiap bulannya.

“Harapannya selain untuk mempertebal iman dan takwa anggota juga dapat berdampak pada peningkatan keimanan dan ketakwaan masyarakat Terbah Pengasih,” ujarnya.

Gus Jai dalam tausiyahnya berpesan agar jamaah selalu meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Dalam acara itu ada salah seorang jamaah pamit akan menjalankan ibadah umrah.

“Dalam rukun Islam yang ke-5 ditegaskan bahwa naik haji ke tanah suci itu adalah wajib bagi yang mampu. Jadi perjalanan umrah tersebut juga wajib bagi yang mampu untuk menyempurnakan rukun Islam,” ungkapnya.

Layak didukung

Lurah Pengasih Haryana menyampaikan sholawatan dan pengajian yang diinisiasi oleh Majlis Kiai Ombo merupakan kegiatan positif yang selayaknya didukung. Semoga Majlis Kiai Ombo ke depan semakin bermanfaat untuk masyarakat.

“Kegiatan Sholawatan dan Pengajian Selapanan merupakan suatu kebutuhan umat agar mendapatkan manfaat selama hidupnya. Dengan bersholawat mendapatkan keberkahan dan mendapatkan manfaat menjalin silaturahmi serta menjaga ukhuwah Islamiyah,”kata dia.

Hadir pada acara tersebut Dukuh Terbah Pengasih Lia Hidayati, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Dholam Kiai Haji Abdullah Salam, Gus Fawazin Sentolo, Kiai Nur Charir Kedungsari.

Kemudian, Kiai Ngalimi Karangsari, Pengasuh Majlis Kiai Ombo Kiai Andriyanto, Kiai Suharto, Kiai Nadhliron Pengasih, tokoh masyarakat setempat Sawiyo dan Mbah Arjo. (*)