Kurangi Rasa Cemas, Tenaga Medis Dibekali Cara Menangani Corona

Kurangi Rasa Cemas, Tenaga Medis Dibekali Cara Menangani Corona

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Berkaca dari kasus yang terjadi di Wuhan China tatkala virus Corona meluas sehingga beberapa dokter meninggal dunia, para tenaga medis di DIY memperoleh pembekalan cara menangani pasien yang terindikasi terjangkit penyakit itu.

Pelatihan Tata Laksana Covid-19 & Lepstopirosis (gathering fasilitas kesehatan tingkat pertama) kali ini diadakan oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (7/3/2020), di Hotel Grand Dafam Yogyakarta.

Adapun narasumber berasal dari para ahli yang memiliki kompetensi keilmuan di bidangnya. Mereka adalah dokter barkah Sp PD KGH, dr R Ludhang Pradipta Rizki M Biotech Sp MK, dr Doni Priambodo Sp PD, KPTI, FINASIM, dr Ahmad Yun Jufan Sp An MSc KIC, dr Tri Yunanto Airlono Sp EM serta dr Aedorisye Saptaty Fornia Sp P.

Di hadapan peserta, ahli virologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dokter Ludhang, yang paham betul mengenai penyakit Corona memaparkan secara detail apa dan bagaimana penyakit tersebut serta bagaimana penanganannya.

Dia memaklumi masyarakat Indonesia heboh dengan beragam persepsinya masing-masing tak berselang lama usai diumumkannya temuan penderita Corona di Depok.

Persoalannya, kita dia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sepertinya masih diam atau mungkin diam-diam gerilya untuk melakukan tracking maupun tracing.

Sebagai upaya kewaspadaan dan pencegahan, dokter Ludhang menyarankan fasilitas umum seperti bandara dan stasiun sering perlu dibersihkan terutama pada pegangan pintu. Begitu pula rumah sakit, harus lebih dijaga kebersihannya.

Khusus untuk tenaga medis yang setiap hari bertemu pasien, dia  menyarankan supaya melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur penanganan pasien.

Memaparkan materinya tentang kegawatdaruratan penyakit respirasi karena virus, dokter Tri Yunianto, dokter emergensi PKU Muhammadiyah Yogyakarta ini menambahkan, Corona gejalanya  sama dengan flu biasa. “Ini yang kita khawatirkan karena tidak bisa dibedakan,” jelasnya.

Inilah pentingnya dilakukan tracking dan tracing. Sependapat dengan dokter Ludhang, dia menilai terkesan Kemenkes masih malu-malu melakukan tracking dan tracing.

“Cara-cara penanganan yang dilakukan pemerintah Singapura patut dicontoh,” kata dokter Aedorisye Saptaty Fornia menambahkan.

Saat virus tersebut melanda, negara itu langsung meliburkan sekolah taman kanak-kanak kemudian melakukan penyemprotan disinfektan fasilitas-fasilitas umum.

Dirut RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dr Muhammad Komarudin Sp A menyatakan pelatihan ini sebagai upaya untuk sharing pengetahuan dengan tenaga medis dari faskes kesehatan tingkat pertama.

“Paling tidak kita bisa mengurangi kecemasan dari para tenaga kesehatan. Kita kurangi supaya tidak timbul kecemasan yang luar biasa, sekaligus untuk kewaspadaan dini,” paparnya. (sol)