Kunjungi Rumah Warga Mudal, Dubes Australia Mengaku Puas Pelaksanaan Program Hibah

Kunjungi Rumah Warga Mudal, Dubes Australia Mengaku Puas Pelaksanaan Program Hibah

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams beserta rombongan, melakukan kunjungan ke Kabupaten Sleman dalam rangka monitoring dan evaluasi program hibah air minum dan sanitasi dari pemerintah Australia.

Rombongan didampingi Bupati Sleman melakukan kunjungan ke rumah warga penerima manfaat hibah air minum pada Senin, (12/9/2022) siang di Mudal, Sariharjo, Ngaglik.

Penny Williams mengaku sangat puas, melihat hasil hibah Pemerintah Australia langsung di masyarakat. Untuk itu dia ingin meninjau hasil kerjasana G to G (Government to Government) antara Australia dan Indonesia di Sleman.

Pemerintah Australia telah beberapa kali menyalurkan bantuan hibah air minum dan sanitasi ke Pemerintah Kabupaten Sleman. Program Hibah Air Minum Perkotaan dari Pemerintah Australia (AusAID) yang dilaksanakan pada tahun 2013 dan 2014, untuk membangun sebanyak 2.000 sambungan rumah (SR) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Telah mendapatkan reimburse sebesar Rp 4 miliar. Dengan pelaksana teknis adalah PDAM Kabupaten Sleman.

Kemudian Program Hibah Air Minum Berbasis Kinerja (AMBK) pada tahun 2021 hingga 2024 dengan dana hibah yang akan diterima setinggi-tingginya Rp 6,996 miliar. Dengan pelaksana teknis adalah PDAM Sleman.

Pada tahun 2021 Pemkab Sleman sudah mendapatkan reimburse dana hibah AMBK sebesar Rp 712,50 juta. Sisanya akan dimintakan reimburse secara bertahap.

Dan Program Hibah sAIIG pada tahun 2016 sampai dengan 2020 untuk pembangunan sanitasi sebanyak 2.387 sambungan rumah air limbah sistem pengolahan terpusat dan telah mendapatkan reimburse sebesar Rp10,821 miliar.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan terima kasih atas bantuan hibah yang telah diberikan dan berharap melalui upaya ini masyarakat Sleman dapat semakin sejahtera.

Kustini juga menyampaikan bahwa pada tahun 2021 akses air minum telah mencapai 100%, dimana 20,60% merupakan jaringan perpipaan sementara 79,40% merupakan jaringan non-perpipaan.

“Jaringan perpipaan perkotaan dikelola oleh PDAM Tirta Sembada, sementara jaringan perpipaan perdesaan dikelola oleh Masyarakat melalui Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pedesaan (SPAMDES) dan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS),”katanya.

Menurut Kustini, hingga 2022 Sleman telah memiliki 63 Desa PAMSIMAS yang tersebar di 16Kapanewon. Sementara Jaringan non perpipaan berupa sumur gali dimiliki masyarakat secara mandiri.

Kustini menyebut untuk sanitasi Pemkab Sleman fokus pada penyediaan akses layak dan aman air limbah domestik. Pada tahun 2021 akses layak dan aman air limbah di Kabupaten Sleman telah mencapai 98%. Terdiri dari, akses sanitasi layak sebesar 76,23% dan akses sanitasi aman sebesar 21,77 %. Sementara 2% lainnya merupakan sanitasi belum layak. “Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen untuk menyelesaikan 2% sanitasi belum layak menjadi layak dan aman,” tutur Kustini.

Sementara Direktur Utama PDAM Tirta Sembada Sleman, Dwi Nurwata mengatakan Program Hibah Air Minum bertujuan untuk meningkatkan sambungan air minum di seluruh Indonesia dan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan investasi Pemda dalam bidang infrastruktur air.

“Program ini menggunakan pendekatan inovatif di mana pemerintah daerah mendapatkan penggantian (hingga 45% dari biaya sambungan) setelah verifikasi bahwa setiap sambungan baru telah berfungsi selama 3 bulan,” kata Dwi.

Program Hibah Air Minum ini didanai oleh Pemerintah Australia dan selesai pada Januari 2017 karena Pemerintah Indonesia mengganti pendanaan Australia dengan anggaran tahunan (APBN/APBD) sendiri. Hibah Air Minum menghasilkan

lebih dari 400.000 rumah tangga yang terhubung ke pasokan air perpipaan dan memberi manfaat bagi sekitar 1,8 juta orang di 120 pemerintah daerah di Indonesia.

Pemerintah Australia mendukung Pemerintah Indonesia untuk merancang dan mendanai Program Hibah Air Minum Berbasis Kinerja (HAMBK) yang bertujuan membantu perusahaan air minum untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan layanan pasokan air, termasuk membantu mereka untuk mengelola dan memperluas jaringan dengan lebih baik lagi. Terdapat 17 Kabupaten/Kota di 8 Provinsi yang mengikuti program PBG ini.

Di Jawa Tengah, program PBG telah memberikan hibah sebesar Rp 46.9 miliar di 7 Kabupaten yaitu Brebes, Sleman, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Wonosobo dan Tegal. (*)