Komunitas Sahabat Pohon Menanam Cinta Sekaligus Merawat Bumi

Pohon beringin dipilih karena daya serap airnya yang tinggi.

Komunitas Sahabat Pohon Menanam Cinta Sekaligus Merawat Bumi
Sahabat pohon bersiap memberikan kontribusi mereka terhadap alam dalam Valentrees di Kebon Tamantirto. (istimewa/dok sahabat pohon)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Ketika kebanyakan orang merayakan Valentine dengan cokelat dan bunga, Komunitas Sahabat Pohon justru memilih cara berbeda yaitu menanam pohon. Mereka menamai kegiatan ini Valentrees, menggabungkan kata Valentine dan trees (pohon), sebagai bentuk cinta yang lebih luas, bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga merawat bumi.

Di tengah derasnya arus digitalisasi, di mana perhatian generasi muda kerap tersita oleh layar ponsel, komunitas ini dengan misi sederhana mengajak anak muda turun ke alam, menyentuh tanah, dan memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan.

Sabtu  (15/2/2025) pagi, belasan anak muda berkumpul di Kebon Tamantirto Bantul, dengan sepatu yang siap berlumpur dan tangan yang akan kotor oleh tanah. Mereka datang bukan sekadar menanam pohon, tetapi juga berdiskusi, berbagi semangat dan menghadapi tantangan unik menyeberangi sungai.

Sahabat Pohon lahir dari serangkaian diskusi antara komunitas Peran dan GusDurian Peduli. Clara Ruel Eugene, seorang siswi kelas 3 SMP Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan yang kini menjadi Koordinator Sahabat Pohon, mengisahkan bagaimana komunitas ini terbentuk.

Lebih konkret

"Kami dulu aktif di komunitas yang fokus pada isu toleransi dan inklusi. Lalu, kami merasa perlu melakukan sesuatu yang lebih konkret, sesuatu yang langsung berdampak pada alam. Dari sanalah ide Sahabat Pohon muncul," ungkap Ruel kepada koranbernas.id di sela aksi Valentrees.

Berawal dari tujuh orang pendiri, komunitas itu kini berkembang dengan anggota yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Jogja, Lumajang dan Kediri. Meskipun kebanyakan anggotanya masih SMP dan SMA, mereka tak gentar turun langsung dalam aksi penghijauan.

"Anak muda sering dianggap apatis, tapi kami ingin membuktikan bahwa kami peduli," tambah Ruel.

Valentrees bukan hanya acara menanam pohon, tetapi juga sebuah pengalaman yang dirancang untuk memberi makna lebih dalam kepada para peserta.

Pohon beringin

Rangkaian kegiatannya meliputi penanaman pohon berupa bibit sirsak, jambu biji dan beringin dengan harapan dapat memperkaya ekosistem di Kebon Tamantirto.

"Pohon beringin dipilih karena daya serap airnya yang tinggi, sementara pohon buah-buahan bermanfaat bagi satwa sekitar," jelasnya.

Peserta belajar tentang Kebun Tamantirto, potensi konservasinya serta tantangan yang dihadapinya. Selain menanam pohon kegiatan ini juga disertai permainan seru menyeberangi sungai.

"Sebuah simbol perjalanan hidup yang penuh naik dan turun, mengajarkan bahwa setiap perjuangan selalu diiringi tantangan," kata dia.

Untuk masa depan
Menanam pohon bukan hanya soal satu hari, tetapi juga tentang bagaimana menjaganya tetap tumbuh. Sahabat Pohon sudah berkoordinasi dengan pengelola Kebun Tamantirto agar pohon-pohon yang ditanam tetap terawat.

"Kami akan datang sebulan sekali untuk mengecek pohon-pohon ini. Kami ingin peserta juga tahu bagaimana pohon yang mereka tanam berkembang," ujarnya.

Selain itu, Sahabat Pohon juga membuka kesempatan bagi mereka yang ingin berkontribusi melalui donasi untuk mendukung kegiatan penghijauan lainnya.

Dengan total peserta sekitar 20 orang, mungkin acara ini tampak kecil dibanding gerakan lingkungan berskala besar. Namun, bagi mereka yang datang, pengalaman ini lebih dari sekadar angka.

Langkah kecil

"Satu pohon mungkin tidak langsung mengubah dunia. Tapi jika banyak orang menanam satu pohon, bayangkan dampaknya. Kami ingin anak muda melihat bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil," pungkas Ruel.

Saat isu lingkungan semakin mendesak, kegiatan seperti Valentrees menjadi pengingat bahwa kepedulian terhadap alam bukan hanya tugas pemerintah atau aktivis lingkungan, tetapi tanggung jawab semua.

Bagi mereka yang sudah menanam pohon hari ini, mungkin bertahun-tahun kemudian akan kembali ke Kebon Tamantirto, melihat pohon yang mereka tanam telah tumbuh besar, dan menyadari bahwa mereka telah meninggalkan jejak kecil yang bermakna bagi bumi. (*)