KKN Jadi Ajang Sosialisasi Literasi Digital Masyarakat Desa

KKN Jadi Ajang Sosialisasi Literasi Digital Masyarakat Desa

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Index literasi digital Indonesia masih tergolong rendah, yakni 3,4 dari skala 1-10. Karenanya perlu terus dilakukan literasi digital kepada semua kalangan, termasuk di kalangan masyarakat desa melalui jalur Kuliah Kerja Nyata (KKN) perguruan tinggi.

"Tahun ini kami bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk kolaborasi menjalankan program literasi digital di masyarakat," papar Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jendral Aplikasi Telematika, Kominfo RI, pada paparannya secara daring dalam Penarikan KKN angkatan 77 dengan tema "Pemberdayaan Masyarakat Pasca Pandemi" mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta di Desa Karangtengah, Bantul, Sabtu (11/6/2022).

Dalam program tersebut, mahasiswa yang terjun ke lapangan mendapatkan di Training Of Trainer (ToT) materi literasi digital terlebih dulu oleh Kominfo. Selanjutnya mereka meliterasi masyarakat desa yang didampingi Dosen Pendamping Lapangan (DPL).

Materi empat pilar literasi digital diajarkan, mulai dari Digital Skil, Digital Culture, Digital Ethic hingga Digital Safety. Diharapkan dari materi tersebut dapat tersampaikan mahasiswa dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat desa, dengan pendekatan tertentu.

"Sehingga masyarakat desa menerima, memahami apa yang disampaikan dengan senang hati, tidak terpaksa, karena memang butuh pengetahuan literasi digital dasar. Semoga dengan pola KKN ini akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang terliterasi," paparnya.

Rektor UPN "Veteran" Yogyakarta, Prof Dr Ir Irhas Efendi MS, mengungkapkan KKN merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. KKN dimaksudkan untuk ikut berperan mengatasi masalah masyarkat dengan memberikan pengalaman cara berfikir interdisipliner, terpadu, dan komprehensif.

"Kuliah kerja nyata bertolak dari fakta yang ada di masyarakat, serta timbulnya pelbagai persoalan di masyarakat perlu adanya pola pikir secara komprehensif dan pragmatis dengan pendekatan lintas ilmu, baik berdimensi eksakta maupun non-eksakta, yang berteknologi maupun non-teknologi," paparnya.

Rektor menambahkan, pelbagai disiplin ini dan metode pendekatan sangat menunjang tingkat keberhasilan dalam pemecahan masalah serta pemberian solusi yang bermanfaat. Dengan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari bangku perkuliahan diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran, tenaga, dan lain sebagainya kepada masyarakat.

Melalui KKN, mahasiswa didorong untuk mengadakan kegiatan di luar bidang studi. Mahasiswa dapat melakukan studi lintas disiplin ilmu dengan teman dari pelbagai fakultas lain maupun melakukan diskusi, bertukar pikiran serta pengalaman, baik dengan teman maupun masyarakat tempat lokasi KKN.

Perpaduan antara pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat termanifestasikan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sehingga melatih mahasiswa kuliah kerja nyata untuk memahami permasalahan masyarakat.

"Selain itu mampu memberi solusi permasalahan secara pragmatis dan komprehensif," ujarnya.

Pada masa pandemi menuju endemi (pasca pandemi) tahun 2022, LPPM UPN Veteran Yogyakarta telah menerjunkan 797 mahasiswa KKN angkatan 77 untuk wilayah DIY. Yakni Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.

Sedangkan untuk wilayah selatan Jawa tengah meliputi Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kebumen yang akan diselenggarakan secara blended (daring 50% dan luring 50%).

Khusus wilayah Bantul, UPN "Veteran" Yogyakarta menerjunkan 34 kelompok (340 mahasiswa) untuk lokasi di Kapenewon Imogiri dan Jetis. Khusus Kalurahan Karangtengah, jumlah mahasiswa ada 24 orang.

"Adapun program kerja yang dilaksanakan bersama Kominfo dengan tujuan meliterasi masyarakat, khususnya literasi digital, agar masyarakat paham benar dalam memanfaatkan era digital dalam meningkatkan kesejahteraannya," jelasnya.

Sementara Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih mengatakan literasi digital mempengaruhi moral dan kecerdasan seseorang. Masyarakat yang cerdas memiliki peran penting untuk sebuah negara, diantaranya meningkatkan peradaban lebih modern, mengangkat martabat bangsa dan menjadikan negara sebagai bangsa yang kompetitif secara global.

“Sebaliknya masyarakat dengan tingkat literasi rendah justru menurunkan kualitas hidup, baik secara personal sosial dan ekonomi suatu bangsa,” ujar Halim.

Minimnya literasi tidak hanya mengakibatkan rendahnya produktivitas, bahkan sampai merambah pada rendahnya stabilitas politik dan stabilitas sosial. Rendahnya literasi digital akan mempengaruhi pengetahuan. Sehingga berakibat pada mudahnya orang salah paham.

“Saling mengkritik itu boleh tanpa harus saling menjatuhkan, hal ini menjadi tidak produktif bagi pembangunan. Kritik ini haruslah disertai argumentasi yang bagus bukan asal, istilah orang Jawa itu asal ‘njeplak’,” jelasnya.

Dosen Pendamping Lapangan (DPL) UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Dr Awang Hendrianto Pratomo, menjelaskan program utama kegiatan KKN UPN "Veteran" Yogyakarta angkatan 77 kelompok 34,35, dan 36 adalah melakukan kegiatan literasi digital bagi warga Desa Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul DIY.

KKN kali ini telah berhasil melaksanakan program literasi digital sebanyak 1.000 masyarakat di desa Karangtengah, Kapanewonan Imogiri, Kabupaten Bantul. Sehingga menjadikan Desa Karangtengah sebagai desa terliterasi digital tahun 2022.

"Desa Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kesuksesan program literasi digital," paparnya.

Materi Kegiatan Literasi Digital yang disampikan kepada masyarakat berupa pengenalan dasar literasi digital. Yakni digital parenting atau pendidikan anak di era digital. Selain itu antisipasi terhadap hoax serta bijak bermedia sosial.

Kegiatan literasi digital dilakukan melalui kegiatan workshop, sarasehan, dan pembagian poster kepada masyarakat desa. Setiap rumah yang telah diliterasi akan diberi tanda dengan pemberian sovenir dan pemasangan stiker di setiap rumah yang telah dikunjungi dan telah dilakukan pengenalan tentang literasi digital.

"Diharapkan program ini dapat meningkatkan literasi digital masyarakat desa," ujarnya. (*)