Kiringan Desa Wisata Jamu Terbesar di Indonesia

Kiringan Desa Wisata Jamu Terbesar di Indonesia

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Sudah  sejak tahun 1950 Pedukuhan Kiringan Kalurahan Canden Jetis Bantul terkenal sebagai sentra jamu tradisional. Dalam sejarahnya pembuat jamu pertama adalah Mbah Joparto yang belajar dari salah seorang abdi dalem keraton.

Dia kala itu menjajakan dagangan jamu berkeliling dengan cara digendong, Jamunya disukai pelanggan. Akhirnya para tetangga Mbah Joparto ikut membuat.

Seiring waktu, kini terdapat 130 warga setempat yang membuat jamu tradisional dan tergabung dalam koperasi kelompok Seruni Putih. Untuk menjajakan dagangan, mereka menyebar ke berbagai penjuru tidak hanya di wilayah Jetis namun juga mencapai Imogiri, Parangtritis, Pajangan dan kapanewon lain dengan menggunakan sepada onthel, sepeda motor ataupun digendong.

“Sentra jamu Kiringan dengan 130 orang pembuat jamu adalah yang terbesar di Indonesia,” kata Kwintarto Heru Prabowo, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, di sela kunjungan BPOM dan Bupati Bantul Abdul Halim Muslih  ke Kiringan, Rabu (12/10/2022).

Potensi ini kemudian ditangkap oleh Dinas Pariwisata untuk ‘menjual’ desa wisata tersebut dan membuat branding yang bagus sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan.

“Selama ini wisatawan sudah datang kemari, namun belum semua warga terlibat karena baru perseorangan. Setelah kami lakukan sosialisasi terkait pengembangan desa wisata jamu, warga kemudian tertarik dan bersama-sama mengelola desa wisata ini,” kata dia.

Lurah Canden mendukung pengembangan tersebut dan akan menyiapkan lahan empat sampai tujuh hektar tanah kas desa untuk ditanami empon-empon atau bahan pembuat jamu. Tentu semua butuh persiapan termasuk bagaimana cara budidaya atau perawatannya. Diperkirakan tahun 2023, penanaman akan dimulai.

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI, Reni Indriani, mengatakan pihaknya memberikan pendampingan usaha jamu di Kiringan.

“Kami bersama Kementarian Pertanian dan Badan Riset BPOM sedang mengembangkan inovasi terkait jamu Kiringan agar lebih mampu berkontribusi bagi ekonomi di desa ini dan Kabupaten Bantul. Kami dampingi agar jamu yang dihasilkan memiliki daya saing serta tentu memberikan manfaat bagi kebugaran tubuh,” katanya.

Bupati mengatakan jamu sudah dikenal dan berkembang sejak puluhan tahun silam serta memberikan dampak peningkatan ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah punya kepentingan ikut mengembangkan sehingga manfaat yang dirasakan semain luas.

“Kami juga memberikan pendampingan agar jamu ini terus berinovasi. Misalnya saja tidak hanya  dijual dalam bentuk minuman, namun bisa dibuat serbuk, kapsul bahkan selai atau  dibuat minuman kalengan,” katanya.

Penjualannya pun tidak hanya berkeliling namun juga dipasarkan secara online sehingga  jangkauan semakin luas.

“Kita akan  kembangkan dari hulu hingga hilir. Untuk hilir adalah industri rumahan, kalau hulu  adalah bahan baku. Kita berencana mengembangkan tanaman untuk bahan baku dengan memanfaatkan tanah kas desa,” kata bupati. (*)