Kemensos Meluncurkan Program Kewirausahaan agar Warga Tak Mengandalkan Bantuan

Kemensos Meluncurkan Program Kewirausahaan agar Warga Tak Mengandalkan Bantuan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengucurkan Program Kewirausahaan Sosial (Prokus) bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Di DIY, sejumlah 106 warga di Bantul terpilih menerima Bantuan Stimulan Insentif Modal Usaha (BSIMU) ini.

Penerima prokus merupakan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) Graduasi yang tengah membangun atau merintis usaha. Kemensos menggelontorkan bantuan sebesar Rp 3,5 juta per KPM untuk lebih mengembangkan usahanya.

“Program kewirausahaan jadi salah satu bentuk intervensi pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan para KPM PKH Graduasi yang memiliki rintisan usaha," ungkap Serimika BR Karo,  Kabag Organisasi, Hukum dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Ditjen Pemberdayaan Sosial, Kemensos, di sela-sela Workshop Kewirausahaan Sosial, Jumat (13/11/2020).

Menurut Serimika, prokus diharapkan bisa memberdayakan masyarakat yang terdampak Covid-19 agar tidak hanya mengandalkan bantuan terus menerus.

Melalui program pemberdayaan tersebut, mereka bisa mandiri secara ekonomi dan tidak hanya menggantungkan bantuan dari pemerintah.

Selain DIY, sejumlah warga dari daerah lain juga menerima bantuan serupa. Di antaranya warga di Majalengka dan Semarang. Pemilihan warga penerima bantuan dilakukan melalui seleksi.

“Ada pendampingan bagi warga penerima bantuan di bawah Kementerian Sosial, termasuk mentoring secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Henri Suhardja selaku Co-founder Titipku mengungkapkan tim tersebut memberikan pendampingan PKM penerima prokus. Pendampingan di Bantul dilakukan tiga bulan, Oktober hingga Desember 2020.

“Jadi kami kerja sama dengan Kementerian Sosial untuk merealiasikan pemanfaatan bantuan prokus agar tepat sasaran,” jelasnya.

Ardhi Setyo Putranto selaku Key Mentor Program Kewirausahaan Sosial Kemensos menambahkan pendampingan menggunakan delapan modul kewirausahaan.

Peserta PKM paling banyak kali ini merintis usaha kuliner dan kerajinan, retail, barang bekas yang selama ini memiliki beragam omzet.

“Kami melakukan monitoring dan evaluasi agar usaha mereka masih berkembang karena potensial. Kami juga membantu pemasaran produk mereka," kata dia. (*)