Kembali ke Tradisi, Permainan Bakiak Membuat Fauzan Bahagia

Kembali ke Tradisi, Permainan Bakiak Membuat Fauzan Bahagia

“Kiri kanan kiri kanan kiri kanan”
Fauzan siswa baru di SMKN 1 Pundong Bantul memberikan aba-aba dengan semangat kepada timnya agar kompak melangkahkan kaki dalam permainan bakiak di hari terakhir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Jumat (15/7/2022).

Aba-aba itupun diikuti oleh 4 temannya yang berdiri di belakang Fauzan, dengan kompak mereka mengangkat kaki sesuai aba-aba yang diberikan. Mengenakan pakaian tradisional tidak menghalangi para siswa bergerak lincah memainkan bakiak dalam MPLS yang bertema “Kembali ke Tradisi”. Yang putra nampak mengenakan beskap dan yang putri nampak
berkebaya dengan bawahan menggunakan jarit.

Keseruan bukan hanya pada permainan bakiak, namun juga balap egrang, permainan ketapel, sumpit dan gangsing. Sorak sorai mewarnai kegiatan perlombaan permainan tradisional tersebut.

Kepala Sekolah SMPN 1 Pundong, Sutopo mengatakan kegiatan MPLS pada hari terakhir kental dengan nunasa budaya Jawa dan permainan tradisional. Untuk kegiatan ini pihak sekolah bekerja sama dengan Kraton Yogyakarta.
“Para siswa diberi pembekalan tentang karakter dan falsafah Jawa serta aneka permainan tradisional. Ini baru pertama kali dilakukan dengan tujuan para siswa bisa melestarikan segala budaya dan tradisi Jawa agar tidak punah,” katanya.

Materi lain dari MPLS yang dimulai sejak Senin (11/7/2022) kemarin, lanjut Sutopo, adalah wiyata mandala yakni pengenalan siswa terhadap sekolah, kesehatan reproduksi, keselamatan kerja,antisipasi kenakalan remaja dan mitigasi bencana alam. Narasumber ada internal dan eksternal yakni Polres Bantul, BPBD Bantul serta Puskesmas Pundong.

Total siswa baru yang mengikuti MPLS ada 288 anak dengan empat jurusan yakni Teknik Instalasi Tenaga listrik, Teknik Pengelasan, Teknik Audio Video serta Teknik Komputer dan Jaringan.

“Kami berharap dengan adanya MPLS dengan balutan budaya Jawa ini bisa menumbuhkan tepa seliro, gotong royong dan memiliki etos kerja yang tinggi. Yang bisa terbawa pada saat anak-anak ini kelak di masyarakat sehingga tercipta damai dan sejahtera,” papar dia.

Fauzan sendiri senang bisa bermain tradisional dengan teman-temannya di sekolah yang baru. Mainan tradisonal ini sering dimainkan bersama temanya saat masih kecil.

“Iya senang, gembira ini,”katanya berseri-seri. (*)