Kampus DIY Ramai-ramai Meniadakan Kuliah Tatap Muka

Kampus DIY Ramai-ramai Meniadakan Kuliah Tatap Muka

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Dua kampus besar di Yogyakarta ikut menonaktifkan kegiatan kuliah tatap muka. Dua kampus tersebut adalah Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Yogyakarta. Keputusan tersebut menyusul 15 kampus yang telah melapor ke Kemendikbud untuk meniadakan kegiatan kuliah tatap muka sejak Jumat, (13/3/2020).

Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani, Respon terhadap pandemi Covid-19 ini dilakukan oleh UGM berdasarkan situasi yang saat ini berkembang, kasus virus Covid-19 yang penyebarannya sudah sampai di Yogyakarta dan sekitarnya.t

"Setelah melihat bagaimana situasi terkini, maka rektor UGM mengambil keputusan untuk memasukkan UGM ke dalam kategori siaga terhadap virus Corona covid-19. Untuk itu UGM mengimbau kepada seluruh civitas akademika untuk terus menjaga kebersihan diri," paparnya, Sabtu (14/3/2020).

Iva melanjutkan, UGM juga meniadakan beberapa kegiatan yang melibatkan banyak orang dan mobilisasi massa. Karena banyak sekali kegiatan-kegiatan perkuliahan yang mahasiswanya berjumlah banyak, maka UGM menggantikan kegiatan perkuliahan tatap muka dengan Online atau metode lain mulai Senin 16 Maret 2020 mendatang.

"Dengan perkuliahan daring (Dalam Jaringan-red) dapat dilakukan dengan berbagai fasilitas dan sistem yang ada, semua bisa dimanfaatkan tergantung kualitas dan kreativitas dosen," lanjutnya

"UGM juga menutup mobilitas incoming dan outgoing dari/ke negara-negara yang masuk ke dalam list WHO sebagai negara yang memiliki penularan lokal. Bagi sivitas UGM yang melakukan aktivitas dan akan pulang dari negara yang berada dalam daftar tersebut, maka prosedur kepulangan mengikuti protokol dari KBRI setempat," jelasnya.

Hal senada dilakukan UNY yang meniadakan perkuliahan tatap muka dan menggantinya secara daring. Mahasiswa bisa memanfaatan fasilitas daring dalam perkuliahan dan kegiatan akademik.

"Kami harapkan dengan kebijakan kuliah online, risiko penyebaran virus dapat diminimalisir dengan tetap menjaga kegiatan perkuliahan,” ungkap Rektor UNY, Sutrisna Wibawa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu Siang.

Civitas UNY juga diminta untuk menunda kegiatan yang sifatnya massal. Kegiatan seminar nasional dan internasional yang digelar di kampus, ataupun diikuti para dosen, mahasiswa, dan tendik di luar kampus, akan ditangguhkan. Program Kerja Lapangan (PKL) yang jadwalnya digelar mulai akhir bulan ini, juga akan ditunda.

Fithri, Salah seorang mahasiswi semester delapan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta mengakui kebijakan kampusnya yang meniadakan kuliah tatap muka hingga April mendatang cukup mengganggu kelancarannya berkuliah.

Ia yang sedang dalam masa pengerjaan Tugas Akhir merasa banyak hal yang menjadi tidak efesien dengan sistem daring sesuai kebijakan kampus. Akan terjadi banyak kemungkinan miss komunikasi antara dirinya dengan dosen pembimbing. Pasalnya tugas akhir yang ia kerjakan menyangkut sebuah karya audio visual interaktif yang menuntut kejelian.

"Lha wong ketemu langsung aja bisa miss komunikasi, apalagi dengan cara online," tandasnya.

Demikian pula Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), kampus ini tergolong lebih cepat mengimbau meniadakan KBM di kampus. Himbauan rektor UKDW Henry Feriadi tertanggal 2 Maret 2020 menyebut, UKDW mengganti semua kegiatan akademik dengan pembelajaran jarak jauh.

"Kami meminta semua dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa untuk membatalkan atau menunda penyelenggaraan berbagai kegiatan akademik maupun non akademik yang menghadirkan banyak orang," imbuhnya.

Ditempat terpisah, Setda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan tanggapannya, Menurutnya Pemerintah Daerah setuju saja jika itu sudah menjadi keputusan rektor. Menurutnya mahasiswa sudah biasa belajar mandiri karena dia sudah di usia dewasa.

"Karena usia sudah diatas remaja, saya kira dia akan siap untuk mengantisipasi resiko, saya yakin mereka akan belajar betul atau berada dirumah, tidak di tempat-tempat umum," tandasnya.

Sementara untuk jenjang pendidikan sekolah, pihaknya harus menghitung betul, kira-kira bagaimana keadaan anak sekolah karena yang harus kita lakukan sebelum kita meminta anak-anak untuk belajar di rumah itu adalah sosialisasikan kepada orang tua.

"Supaya anak yang seharusnya belajar di rumah tidak kemudian justru keluar jalan di tempat-tempat umum, itu resikonya jauh lebih banyak dibanding anak-anak sekolah. karena itu kita akan mengedukasi kepada orang tua dan masyarakat supaya siap pada saat anak-anak itu harus belajar dirumah," tandasnya.(yve)