Jelang Klimaks Politik, Seniman Jogja Ajak Bersatu dalam Guyonan
Dalam pentas ini, beragam kritik sosial disampaikan para seniman Yogyakarta.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA - Upaya seniman Jogja untuk mempererat persatuan bangsa tidak henti-hentinya, di tahun politik yang biasanya rentan akan perpecahan, tercatat beberapa kali seniman-seniman Jogja membuat karya yang menggugah kesadaran berpolitik masyarakat Indonesia.
Seniman Butet Kartaredjasa salah satunya, bersama Marwoto Kawer, Susilo Nugroho dan Orkes Sinten Remen, Butet memberi peringatan akan pentingnya untuk merayakan demokrasi tanpa meretakkan keutuhan persatuan bangsa ke dalam sebuah pentas panggung kebangsaan bertajuk "Bersatu dalam Guyonan".
Di era saat ini, kebersamaan dalam perbedaan adalah kekuatan bangsa Indonesia yang harus terus dijaga, namun sampai saat ini masih banyak kalangan yang menjadikan perbedaan ini kekuatan untuk memecah kebersamaan.
Panggung kebangsaan yang akan dihelat Kamis (10/8/2023) di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta ini juga sebagai sebuah perayaan kemerdekaan yang penuh suka cita. Bulan mengenang sejarah perjuangan bangsa dan bulan pengingat bagi kita untuk merawat hasil perjuangan sesuai dengan perkembangan zaman.
"Jika dianalogikan ke dalam sebuah pertunjukan teater, bulan Agustus ini diumpamakan sebuah tahap eksposisi," kata Butet Kartaredjasa kepada wartawan Rabu (10/8/2023) di Warung Bu Ageng, Tirtodipuran, Yogyakarta.
Dalam teater, Eksposisi atau paparan adalah tahap pengenalan tokoh, adegan-adegan dan suasana. Butet melanjutkan, pada Oktober atau November akan masuk ke tanjakan-tanjakan dramatik lalu menuju klimaks pada Februari 2024.
Panggung Kebangsaan “Bersatu Dalam Guyonan” menghadirkan cerita sederhana dalam kemasan kelakar bahwa berbeda adalah biasa dan bersatu dalam perbedaan adalah luar biasa.
Akan berbeda dengan pembawaan Teater Gandrik atau program biasanya, lanjut Butet, di panggung kebangsaan ini lebih ke gojegan dan nyanyi-nyanyi. "Di tahun politik ini, kita bikin hati adem," imbuhnya.
Pertunjukan ini hadir dalam bentuk kolaborasi musik dan teater yang menampilkan artis-artis kawakan Indonesia, selain Butet Kartaredjasa, Marwoto dan Susilo Nugroho, beberapa seniman pendukung lainnya adalah Orkes Sinten Remen, Mlenuk Voice & String Reketek, Sri Krishna Encik and friends, Alit Jabang Bayi dan Gundhi.
Panggung Kebangsaan ini mengingatkan kita semua bahwa adanya perbedaan dalam pendapat atau pilihan adalah hal yang lumrah dan menjadi bagian dari nilai-nilai kebangsaan.(*)