Ikut Aksi Tapi Tak Ikut Berdemo Di tengah Gejayan Memanggil
KORANBERNAS.ID -- Aksi yang menyikapi kondisi sosial politik di Tanah Air, kini meluas hampir di seluruh negeri. Di Yogyakarta sendiri unjuk rasa damai bertajuk Gejayan Memanggil telah berlangsung dua kali. Aksi pertama yang berlangsung Senin (23/9/2019) menjadi ikon dan menyebar luas ke penjuru Nusantara.
Tagar #GejayanMemanggil bahkan telah menjadi trending topic di beragam platform media sosial. Ribuan orang turun ke jalan untuk menyuarakan sejumlah aspirasi, seperti penolakan pembahasan dan pengesahan beberapa Rancangan Undang-Undang (RUU), persoalan kebakaran hutan, maupun konflik sosial di Papua.
Aksi massa yang melibatkan ribuan orang ini tentunya tak akan berjalan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Beberapa orang yang menjadi peserta aksi, tidak ikut berdemonstrasi, tetapi menjadi sukarelawan yang membantu pergerakan rakyat yang menyuarakan aspirasi.
Narayana, salah satu peserta aksi, pada setiap unjuk rasa, dirinya tidak ikut berorasi atau menampilkan aksi teatrikal. Pria yang bekerja di bidang kesehatan ini, menjadi tenaga medis sukarela dengan menenteng kotak obat-obatan ketika demonstrasi berlangsung.
“Biasanya saya dan teman-teman, di setiap aksi biasa menjadi tenaga medis, karena ini sering luput di saat aksi berlangsung,” katanya.
Saat diwawancarai koranbernas.id, Senin (30/9/2019) sore, Narayana menyatakan aksi kerelawanan sosial itu telah dilakukan beberapa kali bersama rekan-rekannya.
“Makanya bersama teman-teman sering berinisiatif melakukan kegiatan medis di aksi-aksi seperti ini,” ujar dia.
Ketika ditanya mengapa dirinya lebih memilih untuk tidak terlibat langsung dalam demonstrasi, Narayana menyebutkan kerelawanan sosial yang ia lakukan juga sebagai bentuk kepedulian terhadap aksi yang berlangsung, selain menyetujui aspirasi yang digaungkan oleh para mahasiswa dan elemen masyarakat.
“Belajar dari pengalaman lalu, saya melihat misalnya ada yang cedera, kecapaian atau kelelahan. Dari situ saya mulai tergerak untuk melakukan bantuan medis,” jelasnya.
Di samping tenaga medis, ada juga sukarelawan dari kalangan aktivis dan juga mahasiswa yang menjadi pemungut sampah selama aksi demonstrasi berlangsung. Sebagian masyarakat juga menyediakan minuman dan makanan ringan bagi massa yang berkumpul. (ros)