Hantu Pocong Bubarkan Warga yang Nongkrong di Pos Ronda

Hantu Pocong Bubarkan Warga yang Nongkrong di Pos Ronda

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Imbauan agar warga tinggal di rumah untuk memotong mata rantai penyebaran virus Corona tampaknya tidak berlaku bagi sebagian warga Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo. Sejumlah warga RT 1 RW 6 masih saja nongkrong di pos ronda pada malam hari.

Kepala Desa Pogung Jurutengah, Slamet Purwadi, kemudian mendatangi warganya yang tengah nongkrong di pos ronda, Senin (30/3/2020) malam. Slamet mengingatkan warga untuk pulang ke rumah, tidak berkumpul di pos ronda.

Meski Kepala Desa sudah mengingatkan, warga tidak juga beranjak dari pos ronda. Ada warga yang mengaku bosan seharian di rumah dan ingin mencari angin. Ada juga yang beralasan tidak bisa tidur karena memikirkan utang.

Saat berlangsung dialog, tiba-tiba muncul sosok berpakaian putih. “Pocooong,” teriak warga yang kemudian berhamburan meninggalkan pos ronda.

Nama Desa Pogung Jurutengah pernah menasional terkait keberadaan Keraton Agung Sejagad, beberapa waktu lalu. Kini, situasi desa itu kembali sepi setelah keberadaan Keraton Agung Sejagad itu berakhir.

Kades Pogung Jurutengah, Slamet Purwadi, kepada koranbernas.id, Rabu (1/4/2020), mengaku bahwa kemunculan hantu pocong itu adalah ide dari Karang Taruna untuk menyadarkan warganya.

"Kemunculan hantu pocong di malam pertama cukup efektif. Insha Allah warga akan terbuka hatinya, bukan karena takut sama pocong. Mudah-mudahan warga sadar, orang kalau sudah dipocong tidak bisa berbuat apa-apa lagi," kata Slamet.

Slamet menambahkan, pada malam berikutnya, Selasa (31/1/2020), “hantu pocong” tidak keluar karena hujan. Menurutnya, jika tidak hujan, aksi “hantu pocong” akan tetap dilanjutkan.

Muktazim alias Gembus, si aktor hantu pocong, tersenyum lega karena aksinya membuat warga berhamburan pulang ke rumah masing-masing. Kepada wartawan, Gembus mengaku kostum pocong adalah mukena yang sedianya untuk mas kawin pernikahannya. Karena wabah Corona, rencana pernikahannya diundur. (eru)