Gedung Ramah Lingkungan Kini Menjadi Kebutuhan

Gedung Ramah Lingkungan Kini Menjadi Kebutuhan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Bangunan rumah, gedung, perkantoran maupun ruangan kerja yang ramah lingkungan saat ini sudah menjadi kebutuhan. Sirkulasi udara yang bagus akan membuat penghuninya sehat. Ini sudah terbukti saat pandemi Covid-19, bangunan dengan sirkulasi udara yang lancar membuat mereka yang setiap hari beraktivitas di dalamnya menjadi terlindungi  dari paparan virus Corona.

“Terutama pada masa pandemi, ini sudah menjadi kebutuhan. Jendelanya besar untuk bukaan udara. Jendela harus bisa memasukkan udara segar karena kalau nggak ada udara segar terlalu banyak gas CO2, itu nanti produktivitas di dalam gedung dan rumah kurang sehat,” ungkap Daud Tjondrorahardja dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Yogyakarta.

Kepada wartawan usai menjadi narasumber talkshow Delivering Sustainable Interior Space for Our Future, Kamis (16/12/2021), di Atrium Lippo Plaza Jogja, pakar bangunan hijau (green building expert) ini menyatakan pada dasarnya setiap gedung saat hendak dibangun secara arsitektur perlu memenuhi aspek ramah lingkungan, termasuk selubung bangunan.

Namun yang terjadi, kadang-kadang ada bangunan dengan desain yang terkesan agak ngawur, misalnya kurang memenuhi aspek efisiensi energi maupun pencahayaan.

Menjawab pertanyaan bangunan ramah lingkungan apakah perlu dijadikan sebagai gerakan yang masif, menurut Daud, pihaknya tidak bisa memandatorikan hal itu. “Yang bisa memandatorikan pemerintah dengan pergub, perwal atau undang-undang,” ucapnya.

Sebenarnya, pemerintah sudah memberlakukan hanya saja belum ter-sounding secara luas di masyarakat. Dia mencontohkan, sekarang ini IMB (Izin Mendirikan Bangunan) ditiadakan, digantikan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung).

“Di dalamnya (PBG) sudah memuat, karena ada profesi ahli, ada akademisi, ada pakar. Itu nanti akan membantu penelitian desain yang akan dibangun. Semua dicek satu per satu. Kalau lolos, PBG baru ditandatangani,” jelasnya.

Sedangkan secara umum sebenarnya sudah terdapat beberapa gerakan ramah lingkungan yang berlangsung masif di masyarakat. Daud menyebutkan gerakan memanen air hujan serta bersepeda.

Di Yogyakarta banyak komunitas bersepeda. Itu merupakan bagian dari kesadaran peduli lingkungan. “Seminggu sekali paling tidak karyawan bersepeda ke kantor, untuk mengurangi CO2 dan gas emisi,” tambahnya.

Selain Daud Tjondrorahardja, narasumber lainnya pada talkshow yang juga disiarkan secara online tersebut adalah Iwan Prijanto (Chairman GBCI), Showmick Sinha (Director Concentrix), Wiza Hidayat (CEO Arkadia Works). Adapun moderator Trisno Dachi. Saat sesi tanya jawab sejumlah pertanyaan diajukan peserta, antara lain datang dari Vietnam. Mereka ingin mengetahui seputar green building beserta regulasinya.

Talkshow tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan penyerahan sertifikat Greenship Interior Space level Platinum atau tertinggi kepada Concentrix Indonesia. Usai talkshow, narasumber maupun tamu undangan menyaksikan langsung kantor Concentrix Yogyakarta yang berada di Lippo Plaza Jogja.

Suasana ruangan kantor Concentrix Yogyakarta di Lippo Plaza Jogja yang meraih sertifikat Greenship Interior Space level Platinum. (istimewa)

Seperti diberitakan, Concentrix Indonesia, perusahaan call center/Business Process Outsourcing, baru saja meraih sertifikasi Greenship Interior Space dengan level Platinum (tertinggi) dalam pembangunan kantor yang berlokasi di Lippo Plaza Jogja.

Dalam kesempatan itu penyerahan sertifikat dilakukan Iwan Prijanto sebagai Chairman Green Building Council Indonesia (GBCI) yang diterima langsung Direktur Concentrix Indonesia, Showmick Sinha.

Dalam proses desain dan pembangunannya, Concentrix melibatkan Arkadia Works, firma desain interior kantor yang berbasis di Jakarta. Pemilihan material reused & recycled, penggunaan peralatan hemat energi, pengelolaan sampah yang baik, hingga digital green invention diterapkan untuk menciptakan kantor yang ramah lingkungan.

Concentrix telah memenuhi persyaratan kantor ramah lingkungan yang ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan total poin 80 dalam aspek-aspek Appropriate Site Development (ASD), Energy Efficiency & Conservation (EEC), Water Conservation (WAC), Material Resources & Cycle (MRC), Indoor Health & Comfort (IHC), dan Building Environment Management (BEM).

Direktur Concentrix, Showmick Sinha, mengatakan Concentrix sebagai perusahaan multinasional memiliki inisiatif dan perhatian yang besar untuk membangun ruang kerja yang ramah terhadap lingkungan di seluruh dunia.

“Kami juga menjadi perusahaan call center (BPO) pertama di Indonesia yang berhasil mendapatkan Sertifikat Platinum Greenship Interior Space dari GBCI,” ungkapnya.

Wiza Hidayat selaku CEO Arkadia Works menambahkan pihaknya berharap pencapaian sertifikasi ini dapat menjadi referensi pembangunan kantor yang ramah lingkungan, hemat energi dan nyaman digunakan. (*)