Kebun Buah Desa Ngering Ikon Baru Klaten

Sejak ditanam tahun 2015, klengkeng di kebun buah Desa Ngering sudah empat kali dipetik hasilnya.

Kebun Buah Desa Ngering Ikon Baru Klaten
Perangkat Desa Ngering Jogonalan Klaten memetik buah klengkeng. (masal gurusinga/koranbernas.id) 

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Langkah yang dilakukan Pemerintah Desa Ngering Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten dengan mengubah lahan kurang produktif menjadi kebun buah patut diapresiasi.

Tanaman klengkeng yang ditanam pada tahun 2015 pada lahan seluas seribu meter persegi itu telah membuahkan hasil. Tidak tanggung-tanggung, buah yang dihasilkan juga sangat lebat.

Lebatnya buah yang dihasilkan oleh setiap pohon sampai-sampai membuat dahan harus ditopang kayu. Jika tidak, dahan bisa patah karena tidak kuat menahan beban buah yang cukup berat.

Kini, kebun buah Desa Ngering yang terletak di pinggir jalan Gondang-Gantiwarno menjadi perhatian warga dan pengguna jalan yang melintas, bahkan menjadi ikon baru Kabupaten Klaten.

Itu karena di kebun buah yang berada di sebelah utara kantor Desa Ngering itu banyak terlihat buah klengkeng siap panen dengan pohon yang relatif pendek juga.

Kepala Desa Ngering, Nicolaus Rohmanto. (masal gurusinga/koranbernas.id)

Kepala Desa Ngering, Nicolaus Rohmanto, menceritakan latar belakang pihaknya menggagas pembentukan kebun Buah Desa didasari pada kondisi tanah kas desa yang kurang produktif dan adanya pemikiran bagaimana caranya agar desa bisa meningkatkan pendapatan.

"Tahun 2009 pengelolaan tanah kas desa dilakukan dengan sistem lelang. Ternyata hasilnya juga kurang," katanya di kebun buah Desa Ngering, Kamis (29/2/2024) sore.

Kondisi itu sempat menjadi bahan pembahasan rapat dengan lembaga yang ada di desa dan tokoh masyarakat. Dari pembahasan itu akhirnya muncul ide membentuk kebun buah.

Rohmanto mengakui pada awalnya memang sempat ada keraguan. Apalagi gagasan itu sempat memunculkan pro-kontra di masyarakat.

Sebab, wilayah Desa Ngering berada pada kawasan dataran rendah, sementara tanaman klengkeng identik dengan tanaman yang tumbuh subur di kawasan dataran tinggi. Akhirnya gagasan itu direalisasikan dengan membuat kebun buah di atas lahan seluas seribu meter persegi.

Buah klengkeng di kebun buah Desa Ngering Jogonalan Klaten. (masal gurusinga/koranbernas.id)

Lahan itu kemudian ditanami 40 bibit klengkeng jenis new crystal. Pemilihan varietas ini karena buahnya cukup besar, daging tebal, aroma yang khas dan rasanya manis.

Sejak ditanam tahun 2015, klengkeng di kebun buah Desa Ngering sudah empat kali berbuah dan dipetik hasilnya. Setiap berbuah hasilnya juga rata-rata hampir sama. Bila dihitung bisa menghasilkan Rp 7 hingga Rp 8 juta dengan lahan yang hanya seribu meter persegi.

Diakui, perawatan tanaman klengkeng juga butuh ketekunan dan kesabaran. Selama ini, pemeliharaan kebun buah melibatkan seluruh perangkat desa.

Khususnya pemeliharaan tanaman, seperti pemangkasan ranting, pemberian nutrisi hingga memetik buah. Sedangkan untuk kebersihan kebun melibatkan PKK dan warga melalui kegiatan gotong-royong.

Kebun buah Desa Ngering semakin dikenal banyak orang karena di tengah-tengah kebun juga dilengkapi beberapa meja dan kursi tempat untuk bersantai sambil menikmati suasana kebun dan menu kuliner. (*)