DIY Segera Miliki Pusat Pangan, Dikelola oleh Taru Martani Mulai Realisasi 2025

Pusat pangan DIY akan menjadi pusat perdagangan grosir bahan pangan di Yogyakarta.

DIY Segera Miliki Pusat Pangan, Dikelola oleh Taru Martani Mulai Realisasi 2025
Direktur Utama Taru Martani, Widayat Joko Priyanto. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Taru Martani-salah satu BUMD milik Pemda DIY, akan segera membangun pusat pangan DIY. Pusat pangan ini, berupa fasilitas pergudangan skala besar, yang akan menjadi pusat perdagangan grosir bahan pangan di Yogyakarta.

Direktur Utama Taru Martani Widayat Joko Priyanto mengungkapkan, pendirian pusat pangan DIY menjadi salah satu dari rencana pengembangan bisnis Taru Martani ke depan. Rencana ini sudah mendapat restu, bahkan arahan dan penugasan dari Pemda DIY.

“Kami akan mulai realisasikan tahun depan (2025). Saat ini masih dalam proses untuk memastikan lokasinya. Sudah tentu, pertimbangan utama adalah aksesibilitas kendaraan-kendaraan besar karena pusat pangan ini nanti berupa pusat pergudangan besar,” kata Widayat, kemarin.

Mantan Direktur PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) ini mengatakan, sebagai gambaran, pusat pangan DIY ini nantinya akan berfungsi seperti Pasar Induk Cipinang di Jakarta. Pusat pangan DIY akan memiliki peran ganda. Selain berbisnis, pusat pangan ini akan memiliki tugas utama menjaga ketersediaan bahan pangan dan menjaga stabilitas harga pangan di DIY.

Guna memastikan peran berjalan baik, maka pusat pangan DIY akan menyerap hasil panen petani di DIY, dan apabila diperlukan akan menyerap hasil panen dari daerah-daerah di sekitarnya. Selanjutnya, bahan pangan ini selain untuk memastikan ketercukupan pasar di DIY, juga akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia sesuai kebutuhan.

“Kita sudah bermitra dengan 10 kawan-kawan pengusaha rice mill di DIY. Bahkan kami sudah berkoordinasi dengan Bulog dan teman-teman di pasar induk di Jakarta. Kami juga dapat mengelola lahan milik Pemda DIY atau lahan-lahan milik petani yang belum maksimal dengan pola kerja sama yang bisa ditentukan kemudian. Kepentingan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan ini sangat serius, mengingat pangan menjadi isu penting ke depannya,” kata Widayat.

Komoditas Pangan Strategis

Widayat menambahkan, pada awalnya nanti, pusat pangan DIY ini memang akan mengelola bahan pangan beras. Namun ia mengatakan, DIY memiliki 13 komoditi pangan strategis, yang juga perlu dipikirkan dan dikelola dengan baik.

Komoditi pangan strategis itu, termasuk di antaranya bawang merah dan bawang putih, cabai, telur hingga terigu.

“Artinya, ke depan semua komoditi ini juga akan kita kelola. Semuanya terutama untuk mengamankan cadangan pangan dan menjaga stabilitas harganya,” ujar pria asli Sragen Jawa Tengah ini.

Widayat mengakui, tugas baru bagi Taru Martani ini merupakan pekerjaan besar. Ia lantas mengungkapkan, bahwa komoditi pangan memiliki karakter masing-masing. Sejumlah komoditi, selama ini diketahui sangat riskan dengan fluktuasi harga. Misalnya cabai serta bawang merah dan bawang putih. Namun, komoditi beras juga tidak kalah strategis, lantaran sangat signifikan mempengaruhi angka inflasi.

“Pemda DIY sangat konsern dengan isu pangan. Kita harus bisa memastikan kebutuhan sekitar 5 juta penduduk DIY, termasuk para warga pendatang yakni pelajar dan mahasiswa tercukupi dengan aman,” katanya. (*)