Direnovasi, Grand Inna Malioboro Tutup Sementara

Direnovasi, Grand Inna Malioboro Tutup Sementara

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Grand Inna Malioboro Yogyakarta sebagai salah satu hotel legendaris bintang 4 yang dikelola Hotel Indonesia Group (HIG) terus memberikan pelayanan prima untuk tamu yang menginap.

Saat ini, hotel tersebut sedang direnovasi secara menyeluruh untuk ditingkatkan menjadi hotel bintang 5 dengan merek Meru, salah satu merek hotel milik Hotel Indonesia Group (HIG).

“Selama proses renovasi, operasional hotel untuk sementara ditutup mulai 5 Januari 2023 sampai 15 bulan ke depan,” ungkap Atri Maryanti, Corporate Marketing & Communications Manager Hotel Indonesia Group (HIG), Sabtu (7/1/2023).

Menurut dia, renovasi dan perbaikan kali ini difokuskan pada sistem MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing). Tujuannya untuk meningkatkan fasilitas sebagai hotel heritage dengan interior dan eksterior nan elegan, mewah dan indah, yang menjunjung nilai budaya Jawa, khususnya Yogyakarta, dengan tetap mempertahankan nilai sejarah.

“Diharapkan setelah tahap renovasi selesai, dapat lebih memenuhi kebutuhan akan kamar dan MICE (Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions) di wilayah DIY, seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Yogyakarta,” kata dia.

Disebutkan, hotel yang berlokasi tepat di Jalan Malioboro jantung Kota Yogyakarta ini selalu berinovasi mengusung keramahtamahan asli Indonesia. Hotel ini memiliki nilai sejarah sangat tinggi dan lebih dari sebelas dekade memberikan warna bagi dunia pariwisata Indonesia.

Selain itu, juga sebagai pioner di dunia perhotelan yang mengangkat keramahtamahan dan budaya Indonesia dengan pelayanan bertaraf Internasional.

Sebagai salah satu hotel yang memiliki bangunan berkonsep heritage dan merupakan hotel cagar budaya yang bagus untuk dilestarikan, Grand Inna Malioboro selalu mengedepankan tradisi, sejarah serta nilai budaya Jawa, khususnya budaya Yogyakarta dengan memberikan pengalaman dan kesan tersendiri bagi tamu dan wisatawan domestik maupun mancanegara yang menginap,” tambahnya.

Hotel yang berdiri sejak 1908 itu telah membawa peran penting yang menyatu dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, karena merupakan hotel bersejarah yang menjadi saksi bisu berdirinya Kota Yogyakarta.

Tak hanya itu, lanjut dia, hotel cagar budaya ini telah merenovasi bangunan dan terus meningkatkan fasilitas yang berpacu dengan modernitas tanpa meninggalkan arsitektur bersejarah.

Menurut Atri Maryanti, perubahan nama sudah dilakukan mulai dari Grand Hotel De Djogja, Hotel Asahi, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Natour Garuda, Inna Garuda dan Grand Inna Malioboro.

Seperti diketahui, Hotel Indonesia Group (HIG) adalah pioner jaringan hotel dengan standar internasional di Indonesia. HIG mengelola beberapa hotel berbintang yang tersebar di seluruh Indonesia.

HIG merupakan anak perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang berkembang menjadi hotel operator untuk jaringan hotel milik BUMN di Indonesia dan memiliki tiga brand mulai dari hotel bintang tiga sampai bintang lima.

Meru adalah brand hotel bintang lima, tertinggi yang dioperasikan HIG, maknanya dalam bahasa sanskrit kuno berarti puncak atau gunung yang mengusung keindahan alam serta budaya asli Indonesia. (*)