Dinas Kebudayaan DIY Launching Buku Arsitektur Tradisional Jawa Yogyakarta

Dinas Kebudayaan DIY Launching Buku Arsitektur Tradisional Jawa Yogyakarta

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Banyak buku tentang Arsitektur Tradisional Jawa maupun Rumah Tradisional Jawa, bahkan yang khusus membahas Arsitektur Tradisional Daerah istimewa Yogyakarta, diterbitkan.

"Meskipun demikian buku yang baru terbit ini akan dapat melengkapi buku-buku tentang Arsitektur Tradisional Jawa yang telah terbit sebelumnya, sehingga bersifat komplementer bukan bersifat substitusi," papar Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Selasa (10/8/2022),  saat launching buku Arsitektur Tradisional Jawa Yogyakarta.

Judul Arsitektur Rumah Tradisional Jawa Yogyakarta, lanjut Dian, sengaja dipilih karena rumah tradisional Jawa di Yogyakarta mempunyai kekhasan tersendiri antara lain elemen konstruksi berikut tata letaknya.

"Selain itu, juga ada kekhususan ornamen berkaitan dengan filosofi, maupun pola tata ruang yang berkaitan dengan jenis dan tata letak bagian bangunan dalam susunan rumah tradisional Jawa secara keseluruhan," lanjutnya.

Buku Arsitektur Rumah Tradisional Jawa Yogyakarta ini merupakan sebuah buku yang cukup penting untuk dipelajari dan dipahami karena di dalam buku ini tidak hanya memuat tentang keragaman bentuk dan gaya arsitektur rumah tradisional Jawa Yogyakarta.

Di dalam buku ini juga dibahas tentang komponen-komponen pada setiap bagian rumah tradisional Jawa Yogyakarta sejak bagian yang paling bawah (fondasi) sampai bagian paling atas (atap) yang diibaratkan sebagai bagian kaki, badan dan kepala.

"Pembahasan materi dalam buku ini dimulai dari bentuk arsitektur, elemen struktur, ragam hias dan tata ruang rumah tradisional Jawa Yogyakarta," kata Dian.

Di dalamnya juga dilengkapi gambar-gambar, sketsa dan foto secara detail, sehingga membuat buku ini lebih informatif dan menarik, bahkan apabila ada yang terkait dengan cerita sejarah maupun filosofi dan makna yang terkandung disajikan secara rinci dan mudah dipahami.

Penulis buku, Yuwono Sri Suwito, menambahkan buku ini disusun dengan urutan pembahasan tentang Bentuk Arsitektur Rumah Jawa, Elemen Struktur, Ragam Hias dan Tata Ruang Rumah Tradional Jawa.

"Buku tentang Arsitektur Tradisional Jawa Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi siapa saja yang mempunyai minat mempelajarinya," kata dia.

Dalam buku ini, lanjut Yuwono, gambar-gambar arsitektur, elemen konstruksi, maupun ornamen dibuat lebih detail dan informatif, bahkan apabila ada yang terkait dengan cerita sejarah maupun filosofi dan makna yang terkandung, akan dibahas lebih detail.

Yuwono mencontohkan, ornamen garuda yang sering dipakai sebagai ornamen rumah tradisional Jawa, diambil dari cerita Garudeya, yang menceritakan seekor burung Garuda yang berhasil membebaskan ibunya bernama Winata dari perbudakan.

Cerita Garudeya, lanjut Yuwono, telah terukir sebagai relief pada Candi Kidal di Malang Jawa Timur. Begitu pula Naga yang banyak menghiasi rumah tradisional Jawa sebagai ornamen maupun sebagai sengkalan memet, adalah perwujudan Dewa Basuki dalam kisah Samudramantana, yang banyak berjasa untuk mendapatkan tirta amerta.

"Saya menyadari bahwa tulisan tentang Arsitektur Tradisional Jawa Yogyakarta ini masih banyak kekurangannya. Kritik dan saran membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan penerbitan yang akan datang," pintanya. (*)