Desainer Beragam Disiplin Berkolaborasi dalam CODA 2023

Desainer Beragam Disiplin Berkolaborasi dalam CODA 2023
Konferensi pers CODA 2023 di Porta Hotel Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Kreativitas menjadi satu energi besar yang ada dj Yogyakarta. Tidak hanya di dunia seni, tetapi desain juga memiliki gelora yang kuat CODA (Community of Design & Architecture) merupakan forum rumpun desainer yang berkreasi di Yogyakarta dan sekitarnya. CODA menjadi sebuah wadah bagi desainer dari beragam disiplin ilmu untuk berinteraksi, berdiskusi, dan juga saling bertumbuh bersama.

Inisiasi ini berangkat dari kesadaran akan kebutuhan ruang bagi desainer untuk mengejawantah ragam proses desain, membangun eksistensi, menguatkan apresiasi desain dan juga membangun kolaborasi dari beragam keahlian dan latar belakang keilmuan.

Melalui kegiatannya, CODA menjadi media bagi desainer dengan beragam sudut pandangnya untuk bisa mendekatkan karyanya dengan publik atau masyarakat luas. Copa adalah komunitas dan juga kegiatan yang akan diselenggarakan setiap dua tahun (bienalle) serta beragam inisiasi kegiatan lain dalam rangka membangun apresiasi kepada desain, keahlian, dan proses berkarya secara lebih komprehensif.

Harapannya CODA akan mewujudkan ekosistem kolaborasi yang akan lebih mengembangkan kapasitas desain dan kapabilitas desainer untuk merespon isu dan tuntutan dalam desain secara lebih luas. Barometer berkarya dalam ekosistem yang saling mendukung.

“Inisiasi Ini tentunya memberi wadah baru bagi skena desain dan arsitektur di Indonesia untuk lebih eksploratif dalam semangat kolaborasi yang memajukan industri desain itu sendiri. Sebuah awalan yang nantinya menjadi agenda regular 2 tahunan, biennale," jelas Veronica Pratiwi, Ketua Panitia CODA 2023 saat konferensi pers Sabtu (5/8/2023).

Untuk pertama kalinya CODA menginisiasi sebuah agenda pameran yang menjadi titik awal dari proses interaksi multi-disiplin dalam dunia desain dengan melibatkan desain grafik, desain produk, desain teknik, desain fashion, desain interior, dan arsitektur.

Dalam pameran yang nantinya akan menjadi agenda berkelanjutan dan diselenggarakan setiap dua tahun sekali (biennale), CODA 2023 menginisiasi ruang, media, dan kegiatan yang bertema “THE THING ... THE THING: UNSEEN IMPULSE" CODA 2023 ini akan dilaksanakan pada 16-26 November 2023.

Pameran kati Ini akan mengundang beberapa desainer dan juga membuka kesempatan kepada desainer profesional di Yogyakarta dan sekitarnya untuk berpartisipasi dalam open CAlI Installation submission. CODA 2023 menginisiasi ruang, media, dan juga wadah diskusi bagi desainer untuk mengekspresikan kreativitas, impulse, dan spirit eksploratif yang berpengaruh dalam proses desain.

“Desain yang merengkuh seni dan keindahan dalam ha Ini tetap berada pada esensi eksistensinya sebagai sesuatu yang merespon, problem Solving, dan juga mengulik,” lanjutnya.

Eko Cahyo, Wakil Ketua Panitia CODA 2023 menambahkan, “THE THING ... THE THING” yang menjadi tema akan mendapat Intepretasi bebas dari desainer untuk mengekspresikan berbagai hal dalam proses mendesain yang tidak bisa sepenuhnya diekspresikan pada hasil akhir karyanya sebagai seorang desainer profesional.

Ada ruang (space) yang akan selalu terbuka pada beragam intepretasi dari berbagai sudut pandang dan multi-disiplin. Keenam bidang desain yang terlibat kemudian bisa hadir sendiri atau melakukan beragam interaksi dan dialog dengan bi ang lain dalam menghadirkan ruang-ruang dari rasa dan kreativitas mereka.

Dalam pelaksanaan yang perdana ini, CODA 2023 mendapat dukungan dari Pusat Desain Industri Nasional yang akan dibuka secara resmi pada triwulan akhir tahun 2023 dan menjadi pusat lokasi dari keseluruhan rangkaian acara CODA 2023.

“PDIN mendukung kegiatan CODA sebagai salah satu wujud sinergi positif yang merespon potensi besar dunia desain yang belum mendapatkan apresiasi publik yang optimal,” Jelas Satya Brahmantya, Tenaga Ahli Kementrian Perindustrian untuk Pengembangan Desain.

CODA menjadi alternatif dan wadah baru untuk menghasilkan karya-karya yang bisa menyentuh penikmat dan publik secara umum dengan lebih efektif. Menjadi satu agenda Jogja Festival yang juga memberikan kesempatan beragam desainer berdialog, berinteraksi, dan berkolaborasi ketika jaman juga menuntun beragam multi disiplin untuk saling mendukung. (*)