Coast to Coast Night Trail Ultra Run 2023 Digelar 25-26 Februari, Diikuti Pelari dari 16 Negara

Coast to Coast Night Trail Ultra Run 2023 Digelar 25-26 Februari, Diikuti Pelari dari 16 Negara

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Event sport tourism yaitu Coast to Coast (CTC) Night Trail Ultra Run kembali digelar pada 25-26 Februari 2023. Event berskala internasional ini memperoleh sambutan penuh antusiasme dari para peserta, bahkan para pelari dari 16 negara, termasuk Indonesia, siap mengikuti acara yang dipusatkan di pesisir Pantai Selatan Bantul itu.

Saat konferensi pers, Minggu (12/2/2023), di Hotel Gaia Cosmo Yogyakarta, Race Director CTC, Roostian Gamananda serta Pandu Buntaran dari i-sport menjelaskan, event gathering para pelari lintas alam yang digagas oleh komunitas Trail Runners Yogyakarta ini tercatat sebagai trail running event (lari lintas alam) pertama yang diselenggarakan oleh komunitas secara profesional di Indonesia.

“Tahun ini jumlah peserta terdaftar sebanyak 1.643 orang dari penjuru Indonesia dan dari 16 negara di antaranya Maroko, Hongkong, Swiss, Jepang, Prancis, Timor Leste, Belgia, Italia, Belarusia, Hungaria, Arab Saudi, Australia, Inggris, Jerman, Rusia dan Yaman,” kata Roostian.

CTC, lanjut dia, telah diselenggarakan tahun 2015, 2016, 2017, 2019, 2020, 2022 dan diselenggarakan lagi tahun 2023 sebagai event ketujuh.

CTC merupakan event yang selalu  ditunggu para pelari lintas alam di Indonesia, khususnya karena menyajikan pemandangan pantai yang berbeda dari lari lintas alam di Indonesia yang mengambil rute pegunungan.

Dari namanya, Coast to Coast Night Trail Ultra memiliki arti dari pesisir ke pesisir pantai dan diselenggarakan pada malam hari dengan jarak ultra (lebih dari 42 km).

Biasanya, CTC diselenggarakan awal tahun sebagai event pembuka dan kesempatan bagi para pelari untuk mengumpulkan poin kualifikasi pada event trail selanjutnya.

Pada tahun ini, CTC dengan tetap membawa konsep community gathering sebagai wadah komunitas pelari trail untuk membuka awal tahun 2023, CTC juga mengajak pelari road running untuk mencoba trail running dengan kategori 5k atau 13k sebagai kategori pemula untuk menjadi bagian dari CTC 2023.

Dengan adanya kategori tersebut, CTC menjadi salah satu trail running event yang secara inklusif menggandeng pelari pemula.

“Acara ini bertempat di Museum Gumuk Pasir Parangkusumo Bantul, mudah diakses dengan berbagai transportasi darat menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum serta udara,” tambahnya.

Kilas balik, Roostian menyampaikan pada Februari 2020, tercatat peserta terdaftar di event CTC sebanyak 1.326 pelari berasal dari 22 negara. Sedangkan pascapandemi Covid-19 pada bulan Juni 2022 peserta berhasil berkumpul total 930 orang.

Tahun ini, hanya berjarak delapan bulan dari penyelenggaraan tahun lalu. “Peserta gathering sangat antusias, sehingga total peserta mencapai 1.643 pelari (runners) dari Indonesia dan 15 negara lainnya,” kata dia.

Pandu Buntaran menambahkan, event ini memiliki potensi bisnis terutama sektor pariwisata, apalagi Yogyakarta dikenal memiliki paket wisata yang lengkap. “Wisata alamnya komplet. Ada pesisir, hutan, gunung,  kultur, kuliner dan orang merasa nyaman,” kata dia.

Pandu mengakui, sport mampu menjadi penunjang sektor pariwisata. “Tak hanya gaya hidup sehat, alam Indonesia lebih menjual. Peserta ingin sangat dekat dan mencicipi wisata Indonesia,” tambahnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan seputar Komunitas TRY, yang telah menjadi member dari ITRA (International Trail Running Association) sejak tahun 2016. Rute lari kategori 50k, 70k dan 100k mendapatkan poin serta menjadi salah satu UTMB qualifying race, ajang lari lintas alam terbesar di dunia yang berlokasi di Prancis.

Tahun ini kategori lari CTC adalah 5k, 13k, 25k dan ultra untuk 50k, 70k dan 100 kilometer. Menariknya, peserta akan melewati spot wisata di selatan Yogyakarta seperti Pantai Parangtritis, Pantai Goa Cemara, Goa Jepang, Goa Cerme dan Gumuk Pasir yang hanya ada satu satunya di Indonesia.

“Dengan event ini, kami ingin mempererat tali persaudaraan dengan komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia dan mengenalkan olahraga trail running yang belum banyak diketahui. Jarak 5k dan 13k, kami buat untuk dijajal para pelari road yang ingin mencoba dengan distance yang pendek. Dengan jarak yang pendek dan waktu cut-of-time yang relatif panjang, diharapkan seluruh peserta bisa menikmati panorama dan merasakan trail running dengan menyenangkan,” kata Pandu, sepakat dengan Roostian.

Pemandangan indah

Panitia memiliki misi untuk mengenalkan pariwisata Yogyakarta dengan pantai dan pemandangan yang begitu indah khususnya di daerah selatan Yogyakarta.

Pada acara lari CTC, biasanya peserta datang kembali untuk mencoba jarak yang lebih jauh di tahun selanjutnya. Hal yang menjadi signature dan tidak ada di event lain adalah hidangan yang akan disajikan saat peserta berhasil memasuki finish line.

Setiap peserta akan menikmati ikan bakar khas pantai depok dan es dawet. Selain itu, juga mendapatkan treatment fisio untuk para pelari dari phisio corner.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) DIY, Singgih Raharjo, mengakui begitu menariknya event sport tourisme itu dirinya bahkan siap menjadi peserta untuk kategori 5 kilometer. “Event ini luar biasa, punya keunikan tersendiri. Jika unik pasti ditunggu-tunggu, dihadiri dan sukses,” kata Singgih.

Mengingat Yogyakarta punya paket wisata yang lengkap, sudah pasti sport tourism ini memperoleh sambutan luar biasa. “Saya yakin lebih banyak peserta dari luar DIY. Kita dukung karena multiplier efeknya luar biasa. Akomodasi dan restoran, pasti,” kata dia.

Merujuk data, Singgih menyatakan pada 2022 pariwisata Yogyakarta  bangkit dan pulih paling cepat di antara provinsi lain. “Tahun 2022 kita peringkat pertama rasio pergerakan wisatawan domestik. Salah satu pergerakan itu dipicu event,” jelasnya.

Secara teknis terkait waterstation, Roostian menambahkan, panitia Coast to Coast Night Trail Ultra 2023  menyediakan pada setiap 6 km dan khusus kategori 5km, waterstation ada di kilometer 2,5.

Di waterstation peserta dapat menikmati hidangan buah-buahan dari Sunpride, Protein Energy Bar yang disediakan oleh Jolt, mi dari Mie Sedap dan Top Coffee serta air mineral yang disediakan oleh Cheers Water, serta minuman Isotonik dari Isoplus.

Untuk menjaga keselamatan dan mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan panitia mewajibkan peserta membawa mandatory gears ketika berlari, di antaranya dua headlamp, running vest 6L, botol minum minimal 2 L dan poncho running.

Baik Roostian, Pandu maupun Singgih meyakini event tersebut berdampak sangat signifikan bagi pengusaha penginapan di area Pantai Depok hingga Parangtritis. Ini karena mayoritas peserta dan keluarga memilih memesan penginapan di area Pantai Parangtritis dan Parangkusumo. Dampak nyata event ini dapat membantu masyarakat secara ekonomi.

Rute CTC akan melewati dua kabupaten yaitu Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul. Di Kabupaten Bantul melewati wilayah Kapanewon Kretek, Pundong dan Imogiri serta Kabupaten Gunungkidul wilayah Kapanewon Purwosari.

Peserta akan berlari 6 km di pesisir pantai selatan diiringi suara deburan ombak serta di bawah sinar bulan purnama.

Selanjutnya, peserta akan memasuki kawasan perbukitan dan desa di Purwosari, untuk kategori 50k dan 70k akan melewati Goa Cermai.

Rute yang paling menantang adalah 5km sebelum finish peserta harus berlari di gumuk pasir dengan sisa-sisa tenaga, namun justru ini adalah spot yang paling bagus untuk pengambilan gambar. Sepanjang rute CTC tersebar sepuluh fotografer yang siap mengabadikan momen para peserta yang berlari.

“Melihat antusiasme peserta yang begitu banyak dan respons positif, tahun 2023 akan berlanjut dengan race series Indonesia Coast To Coast. Kami berharap pada tahun penyelenggaraan selanjutnya, pemerintah daerah dan pusat menjadikan event ini sebagai unggulan untuk kategori sport dan leisure,” harap Roostian. (*)