Cerita Aneh Humas Teruci, Mobilnya Mendadak Kehabisan Oli di Tol

Cerita Aneh Humas Teruci, Mobilnya Mendadak Kehabisan Oli di Tol

KORANBERNAS.ID—Seminggu menjelang Idul Fitri 1440 H tahun 2019, boleh jadi tak akan pernah terlupakan oleh Ari Paskalis, Humas Terios Rush Community Indonesia (Teruci) Chapter Yogyakarta. Dirinya tidak pernah menyangka akan mengalami masalah serius dengan mobilnya, Terios tahun 2012.

Berangkat dari Yogyakarta pagi hari, tidak ada hal yang aneh dengan mobilnya. Semua seperti semula. Mobil warna putih ini terlihat dalam kondisi prima dan siap mengantar Ari dan keluarganya kemanapun ingin bepergian seperti biasanya.

“Tujuan saya Semarang. Awalnya saya ingin sekalian mencoba tol dari Kartasura. Tapi, di jalan saya berubah pikiran, memilih mencoba menerabas jalan melalui Boyolali. Jadilah saya masuk tol melalui Pintu Tol Boyolali,” kata Ari mengawali ceritanya.

Perjalanan di ruas tol Solo-Semarang, benar-benar dinikmati oleh Ari sekeluarga. Maklum, tol ini baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi.

Bukan hanya Ari, banyak yang kemudian menaruh rasa penasaran, karena konon tol ini menyuguhkan pemandangan nan elok, terutama di seputar Gerbang Tol Salatiga.

Ari pun lantas menginjak pedal gas secara langsam. Dia sengaja tidak ingin terlalu cepat, tapi juga tidak ingin mengganggu pengguna jalan lainnya dengan laju kendaraan yang terlampau lambat.

“Kira-kira saya melaju di kecepatan 80 kilometer per jam. Semua menikmati. Sampai akhirnya di kilometer 147, kami dikagetkan dengan mobil yang terguncang seperti melindas gundukan jalan. Anak saya sampai komentar, kok jalan tol ada gundukannya?. Saya terus saja menjalankan mobil. Tapi sekitar 2 kilometer dari kejadian, mesin mobil tiba-tiba mengeluarkan suara ngelithik. Lampu indikator oli mesin juga menyala. Ya terpaksa saya meminggirkan mobil di bahu jalan. Panik juga mas, lantaran pas panas-panasnya jam 10.30 WIB di pinggir tol. Bisa dibayangkan,” papar Ari.

Beruntung, sebagai Humas Teruci, Ari memiliki banyak kawan. Pengurus Teruci lainnya pun segera membantu dengan mengontak Astra Daihatsu Semarang dan Salatiga. Sehingga, begitu Teriosnya keluar tol dengan mobil derek tol, mobil towing dari Astra sudah menanti dan membawanya ke Salatiga.

Merasa kenal dengan Kepala Cabang Astra Daihatsu Jalan Magelang Sigit Suryanto- karena awalnya dia membeli unit dan servis rutin di sana, Ari Paskalis iseng mengirimkan pesan WhatsApp dan mengabarkan kalau dirinya sedang di Salatiga karena oli mesinnya habis di tol.

“Tak lama Pak Sigit telepon. Setelah sedikit bertanya perihal kejadiannya, saya ditawari mau servis di Salatiga atau di Jogja?. Ya sudah barang tentu saya pilih Jogja. Saya gak mau repot bolak balik Jogja-Salatiga untuk urusan servis. Beliau lantas membantu dan berkomunikasi dengan Salatiga serta Astra World. Mobil saya kemudian dibawa ke Jogja dan diservis di Daihatsu Jalan Magelang,” lanjut Ari.

Di Jogja, mobilnya lantas diperiksa dengan seksama. Anehnya, oli mobilnya memang habis samasekali. Tapi di bagian bawah mesin tidak sedikitpun terlihat bekas rembesan oli dan semua terlihat kering bersih.

“Ini sangat aneh bagi kami semua. Terlebih service record saya juga bagus. Biasanya kurang dari 200 kilometer, saya sudah datang ke bengkel untuk servis berkala,” kata Ari.

Terlepas dari pengalaman aneh dan misterius yang dialaminya, pemilik usaha Javanic Batik di Kauman Yogyakarta ini, mengaku sangat beruntung memiliki kawan sudah seperti saudara. Baik di komunitas Teruci maupun di Daihatsu.

Ari Paskalis dan rekan-rekannya di komunitas, selama ini merasa sangat diperhatikan dan dimudahkan dalam banyak hal oleh Sigit Suryanto dan tim. Selain keringanan biaya servis, komunitas juga kerap mendapatkan dukungan saat ingin mengadakan event. Sebaliknya, ketika Daihatsu mengadakan event, Teruci juga selalu mendapat prioritas untuk diundang secara gratis.

“Pak Sigit luar biasa perhatiannya. Sekalipun seorang kacab, kalau kita kontak atau hubungi selalu responsif. Contohnya saat saya ada masalah di tol itu, saya WA beliau, eh langsung balik telepon saya,” kata Ari mengenang.

Usai service, Ari Paskalis, Sigit Suryanto dan SA Noor Rahmart  berfoto di depan Terios Tahun 2012 milik Ari. (istimewa)

Bagi Ari yang sebelumnya menggunakan Espass dan Taruna, after sales menjadi hal yang sangat penting. Mantan level pimpinan di sebuah perusahaan tambang ini, mengaku, baik buruknya sebuah produk akan terlihat dari sejauh mana layanan purna jualnya.

Layanan purna jual yang ia maksud, tidak saja mencakup perhatian dengan selalu memberi kabar dan menanyakan tentang produk dan jasa yang diberikan ke customer, tapi juga sentuhan-sentuhan layaknya keluarga.

“Itu yang selama ini saya rasakan di Daihatsu Jalan Magelang. Pengalaman saya pribadi, saya selalu diingatkan untuk jadwal service, diminta pendapat dan penilaian tentang layanan dan produk, mendapatkan ucapan terimakasih dan lain sebagainya. Ini terlihat sepele, tapi akan menciptkana komunikasi yang nyaman untuk kebaikan bersama. Bahkan, pernah mobil saya Pak Sigit sendiri yang mencoba mengendarai usai diservice,” kata Ari memberikan testimoni.

Komunikasi yang baik dan kekeluargaan ini, bagi Ari menumbuhkan rasa saling percaya dalam banyak hal. Pun dalam kaitan dengan biaya service atau perawatan.

“Kalau ada yang bilang service di bengkel resmi itu mahal, bagi saya itu hal yang wajar karena mereka pakai SOP. SOP ini yang boleh jadi tidak ada di bengkel umum. Tapi, kalau mau lebih hemat, sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan. Selain mengikuti manual book dan saran dari dari teknisi bengkel resmi, bergabung dalam komunitas juga banyak membantu. Karena itu akan membangun komunikasi yang lebih dekat tanpa jarak,” lanjutnya. (*/SM)