Berlangsung di JEC, Jogja Coffee Week #3 Digelar 1-5 September 2023

Kopi juga sebuah penanda tumbuhnya industri ekonomi kreatif.

Berlangsung di JEC, Jogja Coffee Week #3 Digelar 1-5 September 2023
Panitia Jogja Coffee Week #3 saat konferensi pers di JEC. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Untuk ketiga kalinya, event Jogja Coffee Week (JCW) digelar. Kali ini akan berlangsung 1-5 September 2023 di Jogja Expo Center (JEC).

Rahadi Saptata Abra selaku ketua panitia acara tersebut saat koferensi pers, Jumat (25/5/2023), di Hanoman Room Jogja Expo Center menjelaskan, dengan tajuk Future Coffee Culture, JCW ketiga dirancang menjadi momentum baru yang mampu merekatkan persepsi, ideologi, maupun opini menjadi satu kesatuan regenerasi harmoni.

“Setiap harinya pengunjung dapat menghadiri event ini dari jam 10:00 - 21:00 dengan harga tiket masuk (HTM) Rp 30.000 dengan bonus paket dari event JCW #3,” jelasnya.

Didampingi Ridha Perwira dan Gebby Ragil selaku Public Relations, Abra menjelaskan Jogja Coffee Week hingga tahun ketiga saat ini merupakan event yang menjadi muara kreativitas industri kopi dan semua yang merasakan dampak positifnya.

ARTIKEL LAINNYA: Festival UMKM Sembada 2023 untuk Promosikan Produk UMKM Sleman

“Memulai dari petani kopi, pedagang kopi, jasa ekspedisi, hingga customer yang menikmati secangkir kopi untuk menemani di aktivitas produktif setiap harinya,” kata dia.

Sehingga, lanjutnya, Jogja Coffee Week #3 adalah bentuk dukungan kepada industri kopi sekaligus dukungan tumbuhnya ekonomi kreatif yang mampu menjadi tonggak generasi Indonesia hari ini.

Ridha Perwira menambahkan tiket JCW hanya bisa dibeli di Platform Blibli.com pada Official Akun Jogja Coffee Week #3 (2023) dengan Harga Rp 30.000.

“Tiket boks hanya melayani redemption E-Ticket dari Platfrom Blibli, pastikan teman teman sudah melakukan pembelian tiket sebelum ke venue,” ucapnya.

ARTIKEL LAINNYA: Antares Meluncurkan Kelas Industri Digital Internet of Things di SMK Muhammadiyah 3 Jogja

Abrak menambahkan, Jogja Coffee Week #3 juga menjadi ruang untuk berdiskusi melalui talkshow bersama para expert, ruang eksplorasi dengan rangkaian kompetisi dan workshop, dan ruang untuk bertemu dengan beragam komunitas bisnis.

Menilik ulang perjalanan antar-generasi, menurut dia, ternyata seteguk kopi selalu mengiringi. Dahulu setiap meronda, kopi selalu siap ikut menjaga.

Begitu pun ketika menghabiskan waktu bersama sahabat, kopi pun ikut melekat. Hari ini hampir sepanjang hari kopi seialu menemani, meski di aktivitas yang berbeda.

“Ada yang menyeduh kopi panas di pagi hari ketika memulai hari, ada yang bersanding es kopi sembari mengerjakan tugas kuliah maupun tugas mencari nafkah, ada pula yang menekuni kopi sebagai karya yang melibatkan hati,” kata dia.

Menariknya, kopi yang tampaknya begitu saja rupanya memiliki beribu ragam makna ketika bertemu dengan lokasi, situasi, tradisi hingga waktu yang berbeda.

ARTIKEL LAINNYA: Panen Bawang Merah Melimpah, Sultan HB X Pesan Aja Malima

Mulai dari cara memanen, cara mengolah, hingga cara menyeduh selalu melahirkan ragam rasa yang tidak pernah sama. Persis seperti manusia, seolah serupa, namun sangat adaptif menyesuaikan diri dengan sekitarnya.

Hal ini muncul karena pertumbuhan brand kopi juga sebuah penanda tumbuhnya industri ekonomi kreatif.

“Berbicara mengenai ekonomi kreatif tidak hanya tentang perputaran rupiahnya saja. Ekonomi kreatif adalah simbol dari apa yang terjadi dengan generasi muda Indonesia hari ini,” ujarnya.

Disebutkan, fenomena hadirnya sebuah coffee shop mendorong terbukanya ruang baru untuk saling bertemu dan saling bertukar ide kreatif. (*)