Batik Ayu Arimbi Kini Dipasarkan Online

Batik Ayu Arimbi Kini Dipasarkan Online

KORANBERNAS.ID, SLEMAN --World Craft Council (WCC) atau Dewan Kerajinan Dunia  menobatkan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia pada  18 Oktober 2014 di Dongyang Tiongkok.

DIY dinilai memenuhi tujuh kriteria dengan baik yaitu nilai historis, regenerasi, orisinalitas, ramah lingkungan, nilai ekonomi, mempunyai reputasi internasional dan mempunyai persebaran luas. Predikat tersebut adalah kebanggaan dan juga kehormatan yang harus didukung dan dijaga oleh seluruh masyarakat.

Upaya menjaga batik salah satunya dilakukan oleh warga Plalangan, Pandowoharjo Sleman yang membentuk kelompok batik bernama “Ayu Arimbi” sejak 2013. Mereka mengembangkan dan memproduksi batik dengan ciri khas warna-warna yang cukup mencolok dan full colour. Ciri khas lainnya adalah batik motif Sinom Parijoto Salak dan motif lain yang merupakan kombinasi antarmotif khas di Yogyakarta.

“Namun pemasaran yang dilakukan batik Ayu Arimbi selama ini belum dilakukan secara maksimal dan mengalami kendala selama masa pandemi Covid-19. Berdasarkan penjelasan ketua kelompok Ibu Tatik Susilowati, pemasaran yang dilakukan selama ini baru dilakukan dengan pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth marketing), kerja sama dengan beberapa dinas daerah dalam pembuatan seragam batik kedinasan, dan partisipasi dalam pameran-pameran yang diadakan oleh daerah,” kata Widarta MM, Kepala Humas Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melalui rilis ke redaksi koranbernas.id, Minggu (21/11/2021).

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Batik Ayu Arimbi secara umum juga dijumpai pada mayoritas Usaha Kecil Menengah (UKM). Tingkat penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan perdagangan masih relatif rendah, sehingga aktivitas pemasaran termasuk promosi, pelayanan pada konsumen, perluasan jaringan pasar dan transaksi bisnis masih dapat dikembangkan sehingga lebih efektif dan efisien.

Penggunaan media online menjadi salah satu solusi pemasaran produk-produk yang ditawarkan dan proses bisnis lainnya. Itulah yang kemudian dilakukan tim pengabdian dari UMBY, menyediakan sarana pemasaran secara online  melalui situs web dan pendampingan untuk pengelolaan pemasaran secara online kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Tim ini terdiri  Reny Yuniasanti, MPsi Psikolog, Sowanya Ardi Prahara MA dan Albert Yakobus M Eng. Pendampingan untuk Kelompok Batik Ayu Arimbi dilaksanakan Agustus sampai November 2021 dengan beberapa  rangkaian kegiatan yang menekankan aspek kemandirian dan pemberdayaan.

“Pengabdian tim UMBY ini sejalan dengan visi misi Universitas Mercu Buana Yogyakarta untuk mendorong pengembangan jiwa sociopreneur dalam masyarakat dengan cara mendukung UMKM untuk lebih berkarya dan memasarkan  produk secara luas,” katanya.

Tatik Susilowati  berharap pendampingan ini dapat memperluas pemasaran produk mereka. “Tidak hanya produk namun juga jasa pelatihan membatik baik kepada  wisatawan lokal  maupun wisatawan mancanegara dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat Desa Pandowoharjo,” katanya. (*)