Baru Kali Ini Saya Makan di Hotel..
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Raut wajah Yono (65) terlihat senang. Lelaki yang sejak tahun 80-an bekerja sebagai pengayuh becak itu tidak menyangka memperoleh kesempatan bisa makan di hotel berbintang.
“Baru ini saya makan di hotel, ya senang sekali rasanya. Pengalaman yang tidak akan saya lupakan seumur hidup,” ujarnya di sela-sela bersantap makan di Grand Inna Malioboro Yogyakarta, Sabtu (21/5/2022) siang.
Bersama seratusan rekan-rekannya sesama pengemudi becak maupun kusir andong yang biasa mangkal di kawasan wisata Malioboro dan sekitarnya, Yono secara khusus diundang oleh Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila DIY Faried Jayen Soepardjan dan Ketua Badan Pengusaha Pemuda Pancasila (BP3) DIY, Yuni Astuti bersama anggotanya, untuk menikmati sajian restoran salah satu hotel tertua di Yogyakarta tersebut.
Begitu datang, mereka langsung dipersilakan menikmati sajian yang sudah dipersiapkan oleh chef hotel mewah tersebut. Biasanya, pengemudi becak dan kusir andong ini hanya sekadar mengantar tamu ke hotel itu, atau sekadar lewat saja.
Tak hanya itu, Yono pun bersyukur diberi tanda kasih berupa uang. “Tadi juga diberi uang sama Bu Yuni dan Pak Faried Jayen. Disuruh memelihara wisatawan biar senang, terus bali malih teng Malioboro,” kata dia.
Yono menceritakan sehari-hari dirinya makan seadanya seperti di angkringan maupun warung makan biasa dengan harga terjangkau. Warga asal Bayat Klaten Jawa Tengah ini mengaku selama ini tak punya tempat tinggal di Yogyakarta, hampir setiap hari dia tidur di emperan toko dan lebih sering di atas tempat duduk becaknya.
Melalui rilisnya, Faried Jayen Soepardjan menyampaikan pihaknya ingin berbagi kebahagiaan kepada masyarakat bawah, apalagi mereka menjadi ujung tombak pariwisata.
Baginya, momentum Hari Kebangkitan Nasional harus bisa dirasakan oleh berbagai elemen masyarakat termasuk insan pariwisata pada level terbawah.
“Kami ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka, sekadar makan di hotel berbintang lima. Sederhana mungkin bagi sebagian orang, namun mungkin ini sangat luar biasa bagi pengayuh becak dan kusir andong,” kata Faried Jayen kepada wartawan.
Menurut dia, Yogyakarta adalah kota pariwisata. Pengayuh becak, sopir becak motor dan kusir andong merupakan salah satu penggerak pariwisata di kota ini. Mereka sempat terdampak perekonomiannya karena pandemi. “Saat ini waktunya kita bangkit bersama dan menggerakkan lagi pariwisata Yogyakarta," sambung Faried Jayen.
Sependapat, Yuni Astuti menyatakan Pemuda Pancasila DIY juga ingin mengedukasi pengayuh becak dan kusir andong Malioboro supaya merawat konsumen.
Ini penting supaya wisatawan merasa nyaman dan senang saat datang berkunjung ke Yogyakarta. Dengan kata lain, citra positif pariwisata DIY harus terus menerus dipertahankan.
“Kami ingin mengajak teman-teman ini untuk ngrumat konsumen, agar wisatawan ingin kembali lagi ke Malioboro. Harapan kami, teman-teman pengayuh becak dan kusir andong ini rezekinya terus mengalir karena konsumen, wisatawan percaya terhadap pelayanan mereka yang baik,” kata dia. (*)