Banyuwangi Belajar Pengelolaan Desa Wisata ke Sleman

Tren wisatawan bergeser ke destinasi yang menyuguhkan tradisionalitas.

Banyuwangi Belajar Pengelolaan Desa Wisata ke Sleman
shadi Zayid menyerahkan kenang-kenangan berupa Buku Pesona Wisata Bumi Sembada kepada anggota Komisi II DPRD Kabupaten Banyuwangi dipimpin Siti Mafrochatin. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman selama ini dikenal dengan desa wisata yang dinilai maju dibandingkan daerah lainnya. Banyak yang tertarik untuk mengembangkan dan menguatkan potensi desa wisatanya dengan melakukan kunjungan ke Kabupaten Sleman, terlebih lagi bagi daerah yang desa wisatanya dinilai belum membuahkan hasil secara maksimal.

Salah satunya Kabupaten Banyuwangi yang secara umum pariwisatanya dinilai sudah baik, namun masih merasa kurang optimal dalam pengelolaan desa wisatanya.

Untuk tujuan tersebut 15 anggota Komisi II DPRD Kabupaten Banyuwangi dipimpin Hj Siti Mafrochatin melakukan kunjungan ke Kabupaten Sleman, Kamis (6/6/2024).

Mereka diterima Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid  didampingi Kepala Bidang Pengembangan SDM Nyoman Rai Shavitri di Ruang Sapta Pesona Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman.

Beri apresiasi

Siti Mafrochatin mengatakan pihaknya berkeinginan mengembangkan desa wisata seperti halnya yang dilakukan oleh Kabupaten Sleman. “Secara umum sektor pariwisata Kabupaten Banyuwangi cukup baik namun dari sisi pengembangan desa wisata masih perlu belajar lebih banyak lagi,” ujarnya.

Ishadi Zayid memberikan apresiasi kepada Kabupaten Banyuwangi yang masih terus berupaya mengembangkan sektor pariwisatanya, meskipun sudah tergolong sebagai daerah yang maju sektor pariwisatanya. Hal ini merupakan wujud perhatian dan komitmen yang tinggi terhadap perkembangan pariwisata daerah.

Dia menilai pengembangan desa wisata merupakan salah satu upaya membangun sektor pariwisata yang benar-benar melibatkan masyarakat secara utuh yang dikenal dengan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism.

Aspek pemberdayaan masyarakat dinilai sangat dominan sehingga secara otomatis dapat mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat. Multiplier effect dari pengembangan desa wisata berdampak positif bagi masyarakat setempat.

Aspek penting

"Selama ini tren wisatawan sudah bergeser ke destinasi yang menyuguhkan kelokalan dan tradisionalitas yang banyak disuguhkan oleh kebanyakan desa wisata. Wisatawan akan dapat melihat dan ikut terlibat dalam aktivitas tradisional di desa wisata," kata Ishadi.

Menurut Ishadi, di dalam pengembangan desa wisata aspek penting adalah bersifat dari, oleh dan untuk warga masyarakat.

"Pengembangan desa wisata hendaknya berpola partisipatif secara bottom-up, sehingga masyarakat akan merasa handarbeni (sense of belonging) yang tinggi terhadap potensi yang dimikilinya. Pada gilirannya masyarakat akan bersemangat dan dengan penuh kesadaran membangun desa wisatanya," jelasnya.

Aspek keberlangsungan atau sustainable tourism development juga menjadi hal yang utama, dalam arti pemanfaatan potensi yang dimiliki bukan untuk tujuans eksploitasi namun justru untuk mempertahankan dan melestarikan potensi yang dimilikinya kepada generasi mendatang tanpa menimbulkan kerusakan. (*)