Bagikan Beras Cadangan Pangan, Mujiatun Nangis Bertemu Jokowi

Bagikan Beras Cadangan Pangan, Mujiatun Nangis Bertemu Jokowi
  Prediden RI, Ir Joko Widodo berdialog dengan warga di Pajangan Bantul. (istimewa)

"TIDAK menyangka, saya senang sekali Ya Allah. Bisa bertemu bapak Jokowi,” kata Mujiatun dengan suara bergetar. Tak lama dia menangis dan mencium berkali-kali tangan Presiden RI Joko Widodo, saat acara  kunjungan ke Gudang Bulog Jalan Raya Pajangan-Sedayu, Kunden Kalurahan Sendangsari Kapanewon Pajangan Kabupaten Bantul, Selasa (30/1/2024).

Mujiatun adalah satu dari 1.000 peserta yang diundang dalam acara pelaksanaan penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah. Saat itu Mujiatun ditunjuk maju oleh presiden untuk menghafal Pancasila dan mendapatkan hadiah sepeda. “Mpun ampun nangis tesih enjing niki,” kata Presiden sembari tersenyum.

Selain Presiden, hadir dalam acara tersebut Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

Dalam sambutan singkatnya, Jokowi mengatakan jika bantuan pangan diberikan bulan Januari, Februari dan Maret 2024. Akan dilanjut bulan April, Mei dan Juni 2024.

“Nanti saya akan lihat dulu APBN, jika memungkinkan akan dilanjutkan programnya,” kata Jokowi.

Beras yang diberikan tersebut dikemas 10 kilo gram dan merupakan beras premium kualitas yang bagus.

“Nanti begitu sampai rumah silahkan dibuka bantuanya, dicek dan dimasak. Ini berasnya bagus,” katanya.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, kunjungan ini dilakukan karena presiden ingin mengecek stok di beberapa Gudang Bulog. “Kemarin di Sleman, hari ini di Bantul dan besok beliau akan ke Klaten, Sukoharjo, dan terus ke banyak wilayah untuk memastikan bahwa stok beras di Bulog dalam kondisi baik,” kata Arief.

Untuk Bantul dibagi sekitar seribu keluarga penerima manfaat.

Bantuan pangan bertujuan untuk stabilisasi harga pangan. Menurutnya program penyaluran beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mampu menahan gejolak harga ke tingkat yang lebih tinggi.

“Saya tadi malam melakukan rapat dengan penggilingan padi yang ada di Yogyakarta. Mereka menyampaikan saat ini harga gabah sedang tinggi yakni di atas 8.000 per kilogram. Sehingga kalo untuk jadi beras, apabila tidak ada program beras CBP dan beras SPHP ini, harganya bakal melonjak di angka 18.000 sampai dengan 20.000 per kilogramnya,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska Harahap menerangkan, bahwa program beras bantuan pangan ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam menjaga kemampuan daya beli masyarakat yang rentan terdampak kenaikan harga pangan. 

Dirinya menekankan, dengan adanya penyaluran beras bantuan pangan ini diharapkan masyarakat penerima bantuan memiliki pos anggaran untuk membelanjakan keperluan rumah tangga lainnya.

“Program Bantuan Pangan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat penerima bantuan memiliki anggaran untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga lainnya. Sebagaimana yang kami maksudkan sejak awal, program Bantuan Pangan ini terbukti memiliki kontribusi yang cukup luas manfaatnya bagi rumah tangga masyarakat,” tuturnya. (*)