Aura Mistis Butoh akan Menggetarkan GIK UGM
Pertunjukan gratis ini dijamin akan menggetarkan jiwa dan memperluas cakrawala.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN-- Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), pusat kreativitas terbesar di Asia Tenggara, akan menjadi panggung internasional bagi pertunjukan seni Butoh bertajuk The Life of Butoh.
Empat seniman terkemuka dari Jepang dan enam seniman senior Indonesia akan bersatu dalam aksi kolaboratif melalui pertukaran budaya yang memikat.
Tak hanya sekadar suguhan pertunjukan The Life of Butoh di GIK UGM menjadi momen langka untuk menyaksikan kelahiran kembali aura mistis Butoh di Yogyakarta. Setelah 15 tahun berlalu sejak pentas serupa digelar, antusiasme publik akan seni avant-garde asli Negeri Sakura ini kian membuncah.
Mengutip pernyataan Garin Nugroho selaku Chief Program Officer GIK UGM, Butoh merupakan bentuk seni yang menantang pemahaman konvensional tentang tubuh.
"Saat ini, tubuh telah menjadi elemen penting dalam gaya hidup modern, sering dijadikan obyek untuk dipamerkan dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. Namun, dalam proses ini, tubuh yang ideal sering kehilangan realitas dan pengetahuan mendalam tentang dirinya sendiri," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Senin (2/9/2024).
Sebagai reaksi
Menariknya, Butoh justru muncul pada era 1950-an, bersamaan dengan perkembangan seni avant-garde di Eropa. Sebagai bentuk seni yang menantang, Butoh muncul sebagai reaksi terhadap konvensi tari tradisional Jepang, menawarkan ekspresi yang provokatif dan menantang.
Bambang Paningron selaku Head of Community & Experience GIK UGM kepada wartawan menambahkan Butoh memberikan inspirasi tentang kebebasan berekspresi, memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi gagasan secara mendalam dan menampilkannya dalam bentuk yang abstrak.
"Dengan memanfaatkan tubuh sebagai media ekspresi yang sangat kuat, Butoh menghadirkan pandangan baru tentang seni pertunjukan," jelasnya.
Tak heran, Butoh terus mengalami metamorfosis, mengikuti perkembangan zaman dan berubah sesuai dengan gagasan dan tubuh yang baru. Melalui The Life of Butoh, GIK UGM berkomitmen mengeksplorasi kecenderungan seni pertunjukan di Asia dan dampaknya di berbagai belahan dunia.
Tiga aspek
Sebagai entitas yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, estetika (seni budaya) dan teknologi, Aji Wartono sebagai Chief of Program GIK UGM menekankan pentingnya menampilkan seni Butoh di GIK UGM. "Sinergi antara ketiga aspek ini akan lebih optimal jika diapresiasi oleh mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum," jelasnya.
Bagi para pecinta seni, The Life of Butoh di GIK UGM menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan pertunjukan Butoh berkelas internasional.
Empat seniman ternama dari Jepang seperti Jun Amanto, Mutsumi-Neiro, Rina Takahashi dan Minoru Hideshima, akan berkolaborasi dengan enam seniman senior Indonesia, termasuk Rianto, Fitri Setyaningsih, Broto Wijayanto, Anter Asmorotedjo, Endy Baroque dan Mugiyono Kasido.
Kolaborasi lintas negara ini tidak hanya pertukaran budaya namun juga menjadi upaya bersama melestarikan warisan budaya global. Melalui The Life of Butoh, GIK UGM berharap dapat memperkaya wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan yang progresif dan provokatif.
Jangan lewatkan kesempatan untuk terhanyut dalam aura mistis Butoh dan menjadi saksi atas perpaduan tradisi dan inovasi yang memukau pada 4-6 September 2024 di GIK UGM. Pertunjukan gratis ini dijamin akan menggetarkan jiwa dan memperluas cakrawala seni pertunjukan Indonesia. (*)