Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrim, Sleman Pangkas Pohon

Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrim, Sleman Pangkas Pohon

KORANBERNAS.ID,SLEMAN -- Musim penghujan dan cuaca ektrim terus melanda Kabupaten Sleman hingga menyebabkan ratusan pohon di Kabupaten Sleman roboh di hantam cuaca ektrim belakangan ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman,  Ephiphana Kristiyanti mengatakan bahwa dua pilihan antara pentingnya hadirnya pohon dan resiko cuaca ektrim menimpa pohon adalah dua hal yang harus disikapi dengan bijak.

"Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman juga telah mempersiapkan diri menghadapi beragam permasalahan sebagai dampak dari cuaca ekstrim tersebut," kata Ephiphana, Senin (4/4/2022).

Menurut Ephiphana, pihaknya telah melakukan kegiatan penyisiran hingga pemotongan terhadap pohon perindang yang tumbuh di sepanjang jalan di wilayah Kabupaten Sleman. Harapannya  pohon-pohon tersebut nantinya tidak mengganggu masyarakat bila memasuki musim pancaroba, atau cuaca ekstrim lainnya. 

“Kami (DLH) dalam kegiatannya sudah menyiapkan kegiatan menyisir kondisi pohon-pohon yang ada di Kabupaten Sleman, yang tumbuh di sepanjang jalan. Jika sudah terlalu rimbun, maka dipangkas,” tukasnya.

DLH juga telah memberikan edukasi kepada masyarakat agar mawas diri dengan kondisi pohon di sekitarnya, serta meminta untuk terus aktif melaporkan kepada pihaknya jika terdapat pohon perindang yang mengganggu untuk segera ditebang. 

Kegiatan tersebut juga dibarengi dengan penyuluhan ruang terbuka hijau, dimana keberadaan pohon tetap dibutuhkan oleh manusia sebagai penghasil oksigen. 

"Pohon yang telah rapuh atau rindang, dapat dipangkas dan digantikan dengan pohon baru yang ditanam dari biji bukan dari stek atau cangkok, sebab pohon yang ditanam dari biji maka akarnya tunggang dan lebih kuat mengikat tanah," tutur Ephiphana. 

Ephiphana juga menghimbau antisipasi terhadap kecelakaan pohon tumbang disaat cuaca ektrim, maka masyarakat diminta agar mencoba menanam kembali pohon yang semula menggunakan stek untuk beralih ke biji. Karena  jika ditanam dari stek maka pohon hanya memiliki akar serabut, namun jika pohon ditanam dari biji maka pohon akan memiliki akar tunggang.

"Akar serabut tidak kuat menahan gempuran badai, namun jika akar tunggang akan mampu menahan gempuran badai dari cuaca ektrim,” katanya.

Masyarakat dihimbau terus menanam pohon namun juga memantau akan keberadaan pohon dari sisi keselamatan jika terjadi cuaca ektrim.
Terkait dengan banjir, Ephiphana mendorong masyarakat untuk dapat melakukan mitigasi dengan membuat sumur resapan, serta lubang biopori.

Dengan demikian saat terjadi hujan lebat harapannya air tidak menggenangi kawasan lainnya. Air akan langsung masuk ke dalam tanah dan menjadi cadangan air. (*)