Angka Kemiskinan Tinggi, Gandung Soroti Konsep Industri Berbasis Desa
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Pertumbuhan industri berbasis desa, perlu terus didorong di DIY. Berjalannya konsep ini, diharapkan akan menjadi solusi untuk menggerakkan perekonomian di desa, dan pada gilirannya juga akan menggerakkan perekonomian di DIY.
Berbicara pada acara talkshow “Bincang Vokasi Industri: SDM Unggul Jogja Istimewa, anggota Komisi VII DPR RI, Drs. H.M. Gandung Pardiman, M.M mengatakan, konsep industri berbasis desa bertujuan untuk menggerakkan perekonomian dengan menumbuhkan industri di desa. Konsep ini diharapkan akan menghasilkan produk dan jasa disesuaikan dengan potensi wilayah atau peluang usaha yang tersedia.
“Banyak peluang industri berbasis desa yang bisa dikembangkan lebih jauh. Bisa industri kreatifnya, minuman dan makanan, hiburan seperti kesenian dan kebudayaan, desa wisata dan lain sebagainya. Sekarangpun sebenarnya sudah bermunculan. Hanya perlu terus didorong, agar lebih terarah dan terintegrasi,” katanya.
Merujuk pada data, wisatawan Nusantara sebagian besar masih menyenangi aktivitas wisata kuliner yang mencapai angka 29 persen. Disusul kemudian kegiatan wisata kota/pedesan 12 persen dan wisata bahari 10 persen. Sedangkan aktivitas wisata petualangan, wisata sejarah/religi, eko wisata, wisata kesenian, wisata MICE, olahraga dan yang lainnya, masih di bawah 10 persen.
“Data ini kiranya bisa menjadi bahan kajian bersama. Apa yang perlu dilakukan untuk mendorong industri berbasis desa di DIY. Harapan kita, predikat DIY sebagai daerah termiskin di Jawa berdasarkan data BPS tahun 2022, ke depan akan semakin membaik,” kata Gandung.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI, Drs. Masrokhan, MPA menambahkan, sejalan dengan implementasi Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022, tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, Kementerian Perindustrian RI melalui Balai Diklat Industri Yogyakarta dan Kamar Dagang dan Industri DIY (KADIN DIY) memberikan dukungan dalam peningkatan kemajuan SDM industri di DIY.
Pembahasan dalam talskhow ini, dimaksudkan untuk menggali peran penting pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dalam peningkatan sumber daya manusia industri di Yogyakarta. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi platform untuk diskusi terbuka dan konstruktif, tentang bagaimana pendidikan vokasi dapat berkontribusi dalam pengembangan tenaga kerja yang terampil dan kompetitif di Yogyakarta.
Wakil Ketua Umum Bidang Koordinasi dan Keanggotaan Kadin DIY, Robby Kusumaharta menjelaskan, di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri sudah terbentuk KVPD DIY (Komite Vokasi dan Produktivitas DIY) yang pertama kali ditetapkan pada tahun 2019 dengan nomor SK 156/KEP/2019. KVPD DIY tidak hanya tentang vokasi namun juga tentang produktivitas. KVPD DIY bisa disesuaikan dengan Juknis TKDV.
“Hanya masih menjadi PR besar kita adalah konsolidasi database vokasi dari input (dimana mulai didapatkan SDM nya/sumber), Proses (Para pihak yang menjalankan program Upskilling/Reskilling) dan Database DUDIKA. Juga masih perlu road map, yang akan menjadi arah bagi Langkah Bersama,” katanya.
Kadin, kata Robby, harus berperan strategis sebagai katalisator bagi pertumbuhan pengusaha naaional dan UMKM, serta pengembangan komptensinya. Organisais ini perlu menginisiasi innovation hub untuk berbagi ilmu, pengalaman, melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda. Yang tak kalah penting akselerasi ekosistem usaha yang berbasis data dan ekonomi digital yang harus dikuatkan. (*)