Aktivitas Jual Beli Ternak di Gunungkidul Berhenti Sementara

Aktivitas Jual Beli Ternak di Gunungkidul Berhenti Sementara

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta memastikan sejumlah ternak di Gunungkidul terinfeksi anthrax. Penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis itu menyebabkan belasan sapi mati di Kapanewon Ponjong dan Gedangsari.

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, beberapa pedagang ternak sapi dan kambing di Gunungkidul untuk sementara menghentikan aktivitas jual beli ternak.

"Iini sebagai bentuk antisipasi agar tidak rugi. Kami mulai besok stop belanja sapi untuk sementara sambil melihat perkembangan," kata Eko Purwono, pedagang sapi asal Kalurahan Karangasem Kapanewon Paliyan, Selasa (1/2/2022).

Dia berharap penanganan terhadap temuan anthrax cepat dilakukan sehingga  tidak menyebar ke wilayah kapanewon lain. Anthrax berdampak terhadap usaha jual beli ternaknya.

Tidak hanya pedagang ternak, antisipasi juga dilakukan pedagang kuliner sate kambing. Anindita Wahyu Pratama, penjual sate di Wonosari ini mengaku lebih hati-hati memilih kambing yang akan disembelih.

"Saya harus memilih kambing yang benar-benar sehat. Ini bisa dilihat dari mata kambing, mengeluarkan air atau ada kotorannya tidak. Apalagi kondisi kambing yang sudah sakit bahkan mati, jelas pantangan," ujarnya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta telah menginstruksikan jajaran terkait melaksanakan rekomendasi dari BBVet, mulai dari vaksinasi hingga pengobatan ternak yang dicurigai terpapar.

“Kami minta masyarakat tidak panik dan khawatir dengan hasil pemeriksaan tersebut. Penanganan dipastikan segera berjalan, termasuk warga yang diduga terpapar anthrax. Penanganan cepat kami lakukan,” kata Sunaryanta. (*)