Akibat Revitalisasi, Sungai Kedung Putri Menjadi Comberan
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Revitalisasi (pengerukan) saluran Sungai Kedung Putri di sepanjang Desa Sejiwan Kecamatan Loano hingga Kelurahan Pangen Jurutengah Kecamatan Purworejo, dilakukan sejak 1 Agustus hingga Desember 2021. Selama proses revitalisasi sungai tidak dialiri air. Akibatnya dasar sungai menjadi comberan.
Warga di sekitar Sungai Kedung Putri, khususnya Warga Kelurahan Baledono Kecamatan Purworejo mengeluhkan hal tersebut.
“Kondisi sungai saat ini seperti comberan membuat rumah saya diserbu banyak nyamuk. Juga menimbulkan aroma tidak sedap,” jelas Bu Yanimah (51) warga Kelurahan Baledono Rt 8, Rw 6 kepada koranbernas.id, Minggu (29/8/2021).
Yani melanjutkan, dia merasa tidak nyaman, karena aliran Sungai Kedung Putri berada di depan rumahnya. Tak hanya Yanimah, tetangga di sekitarnya pun mengalami hal yang sama.
“Pemerintah tidak melakukan sosialisasi sebelumnya kalau mau direvitalisasi. Hanya pengumuman saja, kalau sungai mau dikeringkan sampai Desember,” ujarnya.
Menurut ibu dua anak tersebut, banyak tetangga di sekitar rumahnya tidak punya kamar mandi. Meskipun sudah ada fasilitas MCK umum, masih banyak warga yang mencuci di bibir sungai. Akibat dari air sabun tersebut menimbulkan aroma tak sedap.
“Saya paham rencana pemerintah merevitalisasi sungai agar menjadi baik. Tetapi saya mohon untuk dampak buruk agar diperhatikan,” sebut nenek dari seorang cucu ini.
Wahyu Widiarso warga Kelurahan Baledono lainnya juga menyampaikan hal senada. Ia mengatakan air sudah tidak mengalir.
“Aliran air saluran Kedung Putri ini kita manfaatkan sebagai pembuangan kotoran rumah tangga. Jadi kalau air berhenti, parahnya nyamuk semakin banyak,” imbuhnya.
Kondisi tersebut jika berlangsung lama, pihaknya khawatir akan menimbulkan penyakit baru.
“Saya berharap pemerintah atau pihak pemborong ada kepedulian. Kapan air akan mengalir lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo, Firman Ismanto meminta warga masyarakat bersabar dahulu.
“Akan kami bicarakan dengan pihak pihak terkait yaitu Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan pemborong. Masyarakat harap bersabar,” ujarnya. (*)