Akibat Pandemi Pekerja Seni Kehilangan Sumber Rezeki

Akibat Pandemi Pekerja Seni Kehilangan Sumber Rezeki

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sembilan bulan mengakibatkan para pekerja seni di Provinsi DIY kehilangan sumber rezeki. Padahal, sebagian besar dari mereka rata-rata tidak memiliki tunjangan profesi. Sebelum pandemi, panggung hiburan adalah tumpuan harapan. Kini, semuanya berhenti.

Menyikapi kondisi seperti itu, kelompok seniman dan pekerja seni, Senin (7/12/2020), beraudiensi ke DPRD DIY. Di hadapan Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, mereka mengeluhkan dampak Covid-19 terhadap mata pencaharian di bidang kesenian.

“Pembatalan beberapa acara panggung karena dilarang kerumunan membuat para seniman kehilangan sumber penghasilan,” ungkap Setyawan mewakili rekan-rekannya sesama pekerja seni.

Dia mengakui penghasilan para seniman di DIY mengalami penurunan. Setidaknya, hal itu juga diakui Poer, pekerja seni lainnya. Bahkan dia merasa gelisah dunia seni Yogyakarta seolah-olah hampir mati.

“Pekerja seni memiliki kegelisahan. (Panggung) Jogja sepi karena pandemi ditambah kami tidak ada jaminan tunjangan profesi,” ucapnya.

Sama dengan Poer, pekerja seni lainnya, Iwan, berharap ada solusi dari Pemda dan DPRD DIY agar kecemasan yang dirasakan para pekerja seni bisa terselesaikan mengingat selama pandemi beberapa job yang sifatnya reguler dibatalkan.

Setyawan menambahkan pemerintah perlu segera merespons nasib para pekerja seni, di antaranya melalui sinergi.

Caranya, para pekerja seni memperkenalkan produk dan konsep kreatif kemudian dilakukan kerja sama dengan dukungan Dana Keistimewaan (Danais) maupun APBD.

Menjawab aspirasi itu, Huda Tri Yudiana sepakat perlu ada sinergi dengan pemerintah supaya para pekerja seni bisa melanjutkan hidupnya dari kesenian.

“Ide-ide ini cukup baik ya saya kira pekerja sudah bisa mandiri dan tetap eksis di bidang seni. Kita pahami, memang sentuhan di bidang seni masih kurang,” ungkapnya.

Huda memerintahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di antaranya Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan serta dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan mendata program-program yang melibatkan dunia seni. Harapannya, dengan adaptasi kebiasaan baru disertai protokol kesehatan menjadikan panggung seni di provinsi ini semarak lagi. (*)