Akademisi dari Sebelas Negara Bertukar Pengetahuan Budaya Rempah

Asia Tenggara menjadi pusat perdagangan rempah dunia.

Akademisi dari Sebelas Negara Bertukar Pengetahuan Budaya Rempah
Peserta ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians berkunjung ke Candi Borobudur. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN menyelenggarakan kegiatan ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Selama satu minggu, 26 hingga 31 Mei 2024, para akademisi dan praktisi di bidang rempah dari sebelas negara ASEAN bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang budaya rempah di masing-masing negara.

Sejalan dengan rencana nominasi Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia yang diinisiasi oleh Indonesia, kegiatan ini menjadi momentum menguatkan warisan Bersama Rempah di Asia Tenggara.

Jauh sebelum eksplorasi Bangsa Eropa, Asia Tenggara telah menjadi pusat perdagangan rempah dunia, menghubungkan Timur dan Barat. Rempah tidak hanya sebagai Komoditas, namun juga membawa nilai, tradisi dan pertukaran budaya.

Hubungan budaya

Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Selasa (28/5/2024), mengungkapkan kegiatan itu mendiskusikan budaya rempah dengan negara-negara anggota ASEAN. Termasuk langkah nominasi bersama Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia.

"Kegiatan ini adalah langkah penting dalam mempererat hubungan budaya di antara negara-negara ASEAN melalui warisan budaya rempah-rempah,” jelasnya.

Para akademisi dan praktisi dari negara-negara ASEAN ini mengunjungi rumah rempah di Desa Karang Rejo Kawasan Borobudur. Mereka melakukan diskusi dengan akademisi di UGM tentang rute jalur rempah dan pengaruhnya terhadap peradaban Asia Tenggara.

Selain itu, juga memperdalam diskusi dan rencana kolaborasi untuk menciptakan inovasi, kreativitas. Bahkan produk bersama terkait budaya rempah dan Gastronomi antarnegara ASEAN.

Cara hidup

Program ini juga dirancang untuk sejalan dengan dua dokumen penting ASEAN: Deklarasi Siem Reap tentang Mempromosikan Komunitas ASEAN yang Kreatif dan Adaptif untuk Mendukung Ekonomi Budaya dan Kreatif, yang diadopsi oleh KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 pada November 2022 di Kamboja, serta Narasi Identitas ASEAN, yang diadopsi oleh KTT ASEAN ke-37 pada November 2020 di Vietnam.

“Rempah telah banyak mengubah cara kita hidup, dan harus terus dikembangkan untuk dimanfaatkan lebih luas. Inovasi Bersama dengan para praktisi dan akademisi ASEAN ini menjadi langkah untuk memperkuat narasi jalur rempah di komunitas ASEAN. Menghubungkan kembali warisan budaya bersama kita," jelasnya.

Dafri Agus Salim dari Direktur Pusat Kajian ASEAN Fisipol UGM menjelaskan kegiatan ASEAN Spice The Connecting Culture of South Asians dinilai sangat penting, salah satunya menelusuri jalur rempah.

"Kegiatan ini utamanya untuk mencari identitas ASEAN dari jalur rempah, karena selama ini tidak ada indentitas antara negara ASEAN. Yang bisa menyatukan yaitu jalur rempah. Jadi kita memperkuat hubungan antara negara Asia Tenggara dengan jalur rempah," jelasnya. (*)