Adilla Putri Permata, Mimpinya Sejak Kecil Mulai Menjadi Nyata
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Pertama melihat Lala, panggilan akrab Adilla Putri Permata,kesan ramah dan hangat langsung terasa. Gadis ayu yang masih tercatat sebagai mahasiswi di Departemen Komunikasi FISIPOL UGM ini, kesehariannya tampil bersahaja.
Sejak kecil, Lala tak canggung bergaul dengan siapapun. Kerap diajak orang tuanya ke berbagai acara, menjadikan Lala kecil tumbuh supel dan percaya diri.
Hal ini barangkali yang kemudian menjadi berkah ketika Lala beranjak remaja. Termasuk ketika untuk pertama kalinya, Lala mengikuti seleksi Puteri Kebudayaan 2020. Pergaulannya yang cukup luas, penampilannya yang hangat dan ramah serta kepercayaan diri yang tinggi, seakan menjadi dewa penolong.
“Iya saya tidak menyangka, bisa lolos mewakili DIY ke ajang nasional. Padahal belum pernah samasekali mengikuti kontes beauty pageant. Ini yang pertama kali. Alhamdulilah banget,” ungkap Lala suatu ketika.
Keikutsertaanya di ajang ini pun terbilang kebetulan. Sejak kecil memendam mimpi ikut beauty pageant, Lala-seperti halnya remaja zaman sekarang- juga ramah dengan dunia medsos. Sedang membuka instagram, lala menemukan @officialputeraputerikebudayaan sedang open registration. “Langsung saya kontak pihak panitia, dan seleksi berkas. Awal mendaftar jujur saya nothing to lose aja mas. Karena belum punya pengalaman apa-apa di bidang pageant ini. Eh terus enggak lama saya di WA oleh pihak panitia dan diminta deep interview. Surprise,” akunya.
Seleksi berkas dan deep interview langsung dilakukan panitia nasional. Sepekan setelah deep interview, pihak panitia memberikan kabar kalau dirinya lolos mewakili DIY.
“Saya mengikuti seleksi karantina di bulan Maret lalu. Dikarenakan pandemi, jadi keseluruhan teknis dilakukan secara virtual,” imbuhnya lagi.
Lala mengaku tidak pernah tahu berapa banyak kontestan di ajang ini. Apalagi peta kompetisinya. Namun begitu memutuskan berkompetisi, Lala langsung tancap gas dengan rajin berburu informasi dan melakukan riset tentang budaya di Yogyakarta.
Dia juga mengkonsentrasikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk advokasi pada pelestarian budaya ke generasi millenial di era digital. Kanal digital, ia pilih lantaran kondisi pandemi sekarang ini, membuat semua orang berkiblat dan memanfaatkan dunia digital.
“Ya usahaku ternyata tidak sia-sia. Ada hasilnya mas,” kata gadis yang kini resmi menyandang gelar Puteri Kebudayaan DIY ini.
Merasa punya beban lebih, Lala tidak lantas puas dan berdiam diri. Dia memanfaatkan waktu dengan melakukan kunjungan ke sejumlah tempat untuk menmabah wawasan dan mendukung kiprahnya sebagai Puteri Kebudayaan DIY. Selain Museum Batik DIY, Lala juga melakukan kunjungan ke Keraton Yogyakarta, serta belum lama ini hadir di Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2020.
“Saya makin aktif mengunggah apapun terkait kebudayaan DIY di instagram pribadi saya @permataadilla, agar dapat menjangkau teman-teman generasi millenial saya. Semoga membawa berkah dan manfaat untuk banyak oran dan tentunya Yogyakarta kota yang saya cintai,” pungkasnya. (*)