Ada Gerakan Tanam Padi IP 400 di Bantul. Apa Itu?

Ada Gerakan Tanam Padi IP 400 di Bantul. Apa Itu?

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kabupaten Bantul melakukan  gerakan tanam padi dengan Indeks Pertanaman (IP) 400 di Pedukuhan Serut, Kalurahan Palbapang, Rabu (16/2/2022). Penanaman perdana dilakukan oleh Dr Eni Tauruslina Amarullah,  Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Kementerian Pertanian RI.

Acara juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sugeng Purwanto M.M.A, Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih, para pejabat terkait dan petani setempat. Adapun luas lahan yang menggunakan IP 400 di wilayah tersebut mencapai 5.000 hektare.

IP 400 adalah upaya dari Kementerian Pertanian (Kementan)  untuk meningkatkan produksi padi untuk menjamin ketersediaan beras nasional secara berdaulat. Salah satu terobosan yang saat ini tengah dilakukan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, adalah melalui pola tanam padi dengan IP 400 yang dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi petani.

IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama. Idealnya, IP 400 dikembangkan di sawah irigasi teknis dengan ketersediaan air sepanjang tahun, bukan daerah endemis hama dan pada hamparan sawah yang cukup seragam. Kunci keberhasilan ada di air, mekanisasi dan penggunaan benih umur genjah dan super genjah dengan persemaian di luar (sistem culik, dapog, tray).

"Sektor pertanian ini merupakan sektor yang menjadi  prioritas di Kabupaten Bantul. Untuk itu kami terus berusaha mengembangkan program pertanian agar mampu mensejahterakan masyarakat Bantul. Caranya adalah  bagaimana masyarakat memanfaatkan lahan pertanian agar lebih berkembang dan lebih baik dalam menghasilkan panenan. Dan hari ini kita berkumpul di sini dalam rangka tanam perdana padi dengan IP 400 di lahan 5.000 hektare," kata Bupati.

Pertanian, lanjut bupati, adalah sektor yang mampu bertahan di era pandemi Covid-19. Terbukti sektor pertanian tumbuh secara positif. Pada saat yang sama, sektor lain mengalami negatif seperti sektor industri, perdagangan, pertambangan dan lainnya. Bahkan sektor pariwisata terpuruk.

"Pada saat pandemi, sektor pertanian justru tumbuh secara positif 4 persen. Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian  merupakan sektor yang paling tahan terhadap berbagai goncangan dan resesi. Dengan demikian kita semakin yakin mengembangkan sektor pertanian sebagai sebuah usaha ekonomi masa depan yang tangguh," katanya.  

Tidak hanya lahan sawah ataupun lahan subur, untuk lahan  tidak produktif, lahan kritis, termasuk di antaranya lahan pasir, juga terus dioptimalkan  pemanfaatannya. Tujuanya agar hasil pertanian di Bantul bisa maksimal.

Sementara Sugeng Purwanto saat membacakan sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan Kabupaten Bantul telah ditetapkan sebagai salah satu dari 5 lokasi food estate pada tahun 2021 yang lalu.

"Untuk itu tepatlah kiranya pada hari ini Kabupaten Bantul dipercaya untuk program IP 400 dan dilakukan penanaman perdana. Kegiatan IP 400 tentunya dalam konteks kepentingan nasional, selain mewujudkan ketahanan pangan,  juga untuk kemandirian pangan. Untuk Itulah kita harus mengupayakan laju produksi padi di Indonesia, khususnya di DIY, selalu lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk itu sendiri," kata Gubernur.

 IP 400 sebenarnya merupakan suatu konsep program yang diharapkan mampu mengangkat kuantitas dan kualitas produksi padi. Yang pada akhirnya berkontribusi bagi upaya pengurangan angka kemiskinan dengan pemenuhan pangan dari masyarakat. Harapan ke depan tentunya dapat memberikan pertumbuhan ekonomi.

"Tentunya hal ini akan memperkuat predikat Kabupaten Bantul yang telah ditunjuk menjadi salah satu dari 5 lokasi food estate yang mengedepankan jatidiri agro industri pertanian yang berdaya saing dan berkelanjutan," tandas Gubernur.

Sementara Eni Tauruslina Amarullah mengatakan, IP 400 adalah salah satu program Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan produksi pangan, terutama padi.

"Kabupaten Bantul menjadi penompang Propinsi DIY sebagai penyumbang ketahanan pangan. Kita berharap tahun 2022 beras mencapai 200 juta ton, dan tahun ini  bisa mendapatkan peningkatan produksi beras sebesar 16 ton," kata Eni.

"Saat ini kita dihadapkan dengan lahan yang terbatas karena adanya alih fungsi lahan. Maka kita melakukan upaya IP 400 tentu dengan persiapan yang matang dan penyediaan benih yang baik agar hasilnya maksimal," lanjut Eni.

Dirinya  berharap impor beras tidak terjadi di Indonesia. Dan sudah dua tahun terakhir ini indonesia tidak impor beras lagi. (*)