70 Persen Gangguan Listrik Disebabkan Faktor Sosial
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Asisten Sekretaris Daerah Bidang
Ekonomi, Suyono, mengatakan listrik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
sehari-hari masyarakat. Bahkan, hampir semua kegiatan masyarakat di era modern
seperti saat ini bergantung pada listrik. Namun, listrik juga bisa
mendatangkan bahaya jika tidak berhati-hati. "Maka masyarakat juga harus
diedukasi tentang bahaya listrik ini," kata Suyono. Hal yang sama disampaikan Abdul
Rahman Budi Setyo selaku manajer PLN Unit Layanan Transmisi dan Gardu
Induk (ULTG) Yogyakarta. Menurutnya, listrik memegang peranan sangat
penting dalam meningkatkan mutu kehidupan masyarakat, seperti untuk kegiatan
ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Namun, arus listrik yang menjadi
hajat orang banyak ini sering kali mengalami gangguan dikarenakan ulah
masyarakat sendiri. "Gangguan listrik itu 70
persen dikarenakan faktor sosial, dan hanya 30 persen yang disebabkan oleh
faktor peralatan," jelas Abdul. Salah satu penyebab gangguan
tersebut, menurutnya, ialah penanaman pohon keras dan tinggi yang berpotensi
menyentuh konduktor (ruang bebas). Selain pohon, adanya bangunan yang terlalu
dekat dengan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau
pun Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), juga dapat
menimbulkan gangguan listrik serta bisa pula membahayakan penghuninya. "Jarak bebas minum vertikal
dari konduktor pada SUTET untuk tanaman dan bangunan adalah 9 meter, sedangkan
SUTT 5 meter," jelasnya. Selain itu, penyebab gangguan
listrik yang diakibatkan oleh kegiatan masyarakat lainnya ialah bermain
layang-layang atau pun balon udara yang berdekatan dengan jaringan listrik.
Kegiatan ini, menurutnya, sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan kerugian
yang besar. Pasalnya jika layang-layang putus atau jatuh kemudian mengenai
konduktor SUTT/SUTET, maka dapat menimbulkan ledakan. Akibatnya, akan terjadi gangguan
dan kerusakan peralatan PLN. Dan yang lebih bahaya lagi, kata Abdul, jika ada
orang di bawahnya akan berakibat fatal, bahkan bisa menimbulkan korban jiwa. “Saya berharap masyarakat lebih
berhati-hati saat melakukan kegiatan, terlebih saat berada di dekat jaringan
listrik,†ujarnya. Sosialisasi yang diinisisasi oleh
Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman ini dihadiri perwakilan
dari 17 Kecamatan se-Kabupaten Sleman serta kepala OPD terkait di lingkungan
Pemkab Sleman. (eru)