Sering Tak Terdeteksi, Publik Perlu Waspadai Hipertensi

 Sering Tak Terdeteksi, Publik Perlu Waspadai Hipertensi

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA --  Hipertensi menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) rumah sakit di DIY terdapat sebanyak 15.388 kasus hipertensi esensial pada 2019 lalu.

Di tingkat nasional, dari data Kemenkes RI, estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang. Sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).

"Karenanya seringkali hipertensi tidak terdeteksi dan jadi silent killer,"ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Evita Devi Noor Rahmawati dari PKU Yogyakarta dalam dialog Kenali Hipertensi di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Evita gejala hipertensi perlu dikenali sejak dini. Bagi orang dewasa, beberapa gejala bisa diketahui seperti pusing dan mual serta muntah.

Selain itu terjadi mimisan yang banyak hingga bisa tertelan. Hal ini terjadi karena pembuluh darah pecah.

"Gejalanya juga bisa dikenali dari tubuh yang gampang capek, pandangan kabur dan nyeri dada. Ini perlu segera diperiksakan," ungkapnya.

Evita menambahkan, hipertensi meski masih diperdebatkan sebagai penyakit genetis, seringkali terjadi pada keluarga. Bila orang tua mengalami penyakit ini, dimungkinkan hal yang sama terjadi pada anak.

Kondisi itu terjadi disebabkan karena pola dan gaya hidup yang sama di keluarga. Misalnya ayah atau ibu yang menyukai makanan dengan rasa asin, maka si anak memiliki kecenderungan yang sama.

"Pola hidup ini yang seringkali membuat kemungkinan anak punya penyakit hipertensi yang sama dengan orang tua," jelasnya.

Sementara anggota Komisi D DPRD DIY, Tustiyani mengungkapkan perlu sosialisasi penyakit hipertensi di tingkat masyarakat. Dengan demikian masyarakat memiliki kesadaran untuk mendeteksi kesehatan mereka.

"Perlu motivasi untuk memeriksakan diri akan gejala-gejala penyakit di masyarakat bersama posyandu atau lainnya," imbuhnya.(*)