Sunat Pakai Metode Ini Rasanya Seperti Digigit Semut

Sunat Pakai Metode Ini Rasanya Seperti Digigit Semut

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Suasana  Kantor Desa Krandegan Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo yang biasanya sepi saat hari libur, Minggu (26/7/2020), terlihat meriah.

Satu unit minibus bertuliskan Go Sunat dan Happy Sunat terparkir di halaman sisi barat. Terlihat seorang anak di dalam mobil tersebut sedang disunat oleh dokter Arif Budi Santoso. Anak-anak lainnya menunggu antrean mendapatkan layanan sunat gratis yang diberikan pemerintah desa setempat.

Merujuk data Asosiasi Dokter Khitan Seluruh Indonesia (Asdoki), jumlah anak yang melakukan khitan pada masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan cukup signifikan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Disinyalir, ini terjadi karena tekanan ekonomi yang dirasakan mayoritas masyarakat sehingga mereka menunda khitan untuk anak laki-lakinya. Khitan adalah tuntunan ajaran Islam.

Menyikapi itu, Pemerintah Desa Krandegan sebagai salah satu Pilot Project Kampung Siaga Candi merespons dengan mengadakan acara Khitan Ceria di Kampung Siaga.

Sunat gratis tersebut diikuti 13 anak didampingi orang tuanya. Hadir pula Kasat Binmas Polres Purworejo AKP Prayogo SB SH mewakili Kapolres Purworejo, Camat dan Forkopimcam Bayan serta sejumlah donatur dari lembaga donor.

Panitia menghadirkan Pak Babin dan Bu Babin, tokoh video-video di youtube yang kedatangannya dinantikan anak-anak.

Selain diberikan fasilitas khitan gratis, semua peserta juga mendapat kesempatan foto bareng Pak Bhabin dan Bu Bhabin, kemudian mendapat bingkisan dari Polres, Happy Sunat dan donatur S3 (Sedekah Seribu Sehari).

Happy Sunat sebagai donatur utama mengenalkan layanan Khitan Go Sunat. Proses khitan dilakukan di dalam mobil dan bisa dilakukan di mana saja.

Dokter Arif Budi Santoso yang juga warga Desa Krandegan sekaligus pemilik Happy Sunat mengenalkan metode baru khitan langsung kering dan langsung bisa aktivitas normal. Kontrol cukup lewat WA.

Selain Happy Sunat, donatur lain yang terlibat adalah S3, Koppontren Nuurul Waahid, KSPPS BMT An-Nuur dan KSPPS BMT Binamas.

"Acara ini merupakan salah satu aksi nyata kami sebagai pilot project Kampung Siaga Candi membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Ini bukti nyata kerja sama kami dengan jajaran kepolisian, TNI, pemerintah daerah dan swasta sebagai donatur. Doakan kami bisa terus mengabdi dan melayani masyarakat," kata Dwinanto, Kepala Desa Krandegan.

Sedangkan dokter Arif Budi Santoso selaku pemilik Go Sunat atau Happy Sunat kepada wartawan mengatakan pihaknya memberikan layanan jarak jauh. “Pasien sunat tidak perlu kontrol. Kontrol bisa dilakukan melalui layanan pesan singkat whatsApp," paparnya.

Menurut dia, luka sunat cukup di-klem dan dibubuhi lem sebagai pengganti perban. "Pada hari ketujuh lem akan terkelupas dan jaringan mulai nyambung," jelasnya.

Faris Hafidzuddin salah seroang anak yang disunat terlihat bisa langsung berjalan tanpa merasakan sakit. "Saya sewaktu disunat tidak merasa sakit, seperti digigit semut, ada darah tapi sedikit dan langsung hilang. Selesai sunat saya bisa berjalan tanpa merasa sakit," ucapnya. (sol)